Salin Artikel

Geliat Arus Mudik di Bandara YIA, Penumpang Jauh Hari Beli Tiket Hindari Harga Mahal dan Berdesakan

Warga pulang kampung halaman, baik datang dari luar Jawa maupun ke luar Jawa, banyak ditemui di YIA.

Salah satunya dipanggil Mbak Dini, penumpang maskapai Lion Air dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dini menceritakan mengambil kesempatan jauh hari sebelum Lebaran baik untuk beli tiket dan pilihan tanggal pulang ke Wates, Kulon Progo. Dini beralasan, dirinya menghindari penumpukan penumpang dan kepadatan bandara.

Selain itu, harga tiket masih terjangkau saat beli Rp 1,5 juta. Di waktu yang lain mendekati Lebaran, harga sudah melambung minimal Rp 2,5 mulai 22 April 2022, dan tidak ada yang direct ke YIA. Kebetulan pekerjaan bisa dikerjakan dari mana saja.

“Penerbangan dengan cuaca yang baik, tapi tas koper saya pecah. Ternyata bandara (Balikpapan) sudah padat, kursi pesawat penuh,” kata Dini sambil menunjukkan foto-foto kepadatan ruang tunggu Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Sepinggan, Balikpapan.

Selain mudik ke Kulon Progo, banyak ditemui di YIA warga mudik ke kampung halaman di luar Jawa. Sebutlah di antaranya Tasya Sihombing, mahasiswa di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di Yogyakarta. Tasya tidak sendiri. Ia hendak terbang bersama beberapa teman satu angkatan.

“Kami semua ini dari sekolah yang sama, tapi tujuan berbeda. Ada yang mau ke Aceh, ke Lampung dan saya ke Medan,” kata Tasya.

Mahasiswa tahun pertama ini menceritakan, dirinya memesan tiket jauh hari dengan harga Rp 1,4 juta tujuan Medan, Sumatera Utara. Ia terbang pukul 11.45 WIB. Tasya menceritakan membeli lebih awal tiket karena berpacu dengan harga yang terus naik.

“Karena biasanya sekitar Rp 1,2 juta,” kata Tasya.

Ditemui pada kesempatan berbeda di YIA, Indri pelajar di Universitas Negeri Yogyakarta yang tengah menunggu check in Lion Air. Indri berniat pulang ke Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah.

Ia menghindari kepadatan di perjalanan dan tingginya harga tiket. “Kami sudah beli dua pekan sebelumnya. Takut kehabisan,” kata Indri.

Geliat arus mudik semakin terasa di Bandara YIA ini. PT Angkasa Pura I (Persero) lalu membuka posko lebaran untuk menghadapi lonjakan penumpang. Posko berdiri dari 25 April – 10 Mei 2022.

Pengelola YIA memprediksi, akan terjadi kenaikan 126 persen penumpang mudik melalui YIA di musim lebaran 2022 ini.

Situasi ini dibandingkan periode lebaran 2021. Total penumpang pada periode posko lebaran 2022 bisa mencapai 120.542 atau rata-rata 12.000 penumpang per hari.

Pergerakan pesawat juga diprediksi meningkat 92 persen dibanding periode lebaran 2021. Kargo bisa naik 37 persen.

Tanda peningkatan sejatinya sudah terlihat sejak Februari 2022. Penumpang tumbuh 29,4 persen, pergerakan pesawat naik 8,49 persen dan kargo bertambah 18,37 persen.

Secara keseluruhan, YIA telah melayani 544.137 penumpang sepanjang Januari-Maret 2022. Angka itu 81,93 persen lebih tinggi dibandingkan periode sama di 2021. Bila ditinjau pada Maret 2022 saja, YIA telah melayani sebanyak 195.324 penumpang atau tumbuh 70,55 persen dibanding Maret 2021.

“Maka kami memprediksi adanya kenaikan penumpang di masa mudik lebaran tahun 2022 ini,” kata PTS General Manager Bandara YIA, Agus Pandu Purnama melalui keterangan pers tertulis AP I.

Bandara YIA akan masuk ke puncak arus mudik lebaran pada H-3 Lebaran atau tanggal 29 April 2022. Puncak arus balik diprediksi H+5 Lebaran pada 8 Mei 2022.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/26/153355078/geliat-arus-mudik-di-bandara-yia-penumpang-jauh-hari-beli-tiket-hindari

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com