Salin Artikel

[POPULER YOGYAKARTA] Penangkapan Pembakar Mahasiswa | Video Viral Pemuda Beri Kejutan ke Orangtua Saat Mudik

KOMPAS.com - Polisi telah menangkap pembakar Dimas Toti Putra, seorang mahasiswa di Yogyakarta.

Terkait penangkapan ini, polisi belum bisa memberikan informasi secara detail.

Berita lainnya, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pemuda memberi kejutan kepada orangtuanya.

Pemuda yang sudah 3,5 tahun tak mudik itu menyamar menjadi pengemudi ojek online untuk memberi kejutan orangtuanya.

Berikut berita-berita yang populer di sub-rubrik Yogyakarta pada Senin (25/4/2022).

Pembakar Dimas Toti Putra ditangkap oleh polisi.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) DIY Irjen Pol Asep Suhendar mengatakan, modus operandi dengan cara membakar jarang terjadi.

"Kejadian jarang terjadi, modus operandinya saya kira gak pernah terjadi. Bawa bensin terus dibakar," ujarnya, Senin.

Saat ditanya soal jumlah pelaku yang ditangkap, Suhendar belum bisa menyampaikannya.

"Sudah ditangkap kemarin, data lengkapnya saya belum dapat hanya laporan singkat tadi pagi," ucapnya.

Akibat kejadian ini, Dimas terkena luka bakar dan harus menjalani operasi.

Baca selengkapnya: Kasus Mahasiswa Yogyakarta Dibakar Temannya Hidup-hidup, Kapolda: Modus Operandinya Jarang Terjadi

Nasarudin, pria asal Batang, Jawa Tengah, memberi kejutan untuk orangtuanya saat mudik usai 3,5 tahun bekerja di Jepang.

Ia menyamar menjadi pengemudi ojek online.

"Ini aku pulang ke rumah menyamar jadi ojol yang kerja sama sama saudara sepupu, yang semalaman aku nginep di rumah sepupu sebelum pagi-pagi pulang untuk memberi surprise ke keluarga," tulis Nasarudin di video TikTok-nya.

Untuk mengejutkan orangtuanya, Nasarudin berpura-pura jadi driver ojol yang mengantarkan laundry kepada orangtuanya.

"Pas itu sebenarnya laundry-an udah selesai dan bisa diambil keluarga aku sendiri tapi sepupu aku nahan sama pemilik laundry supaya jangan diserahin dulu ke orangnya," ungkapnya, Sabtu (23/4/2022).

Baca selengkapnya: Beri Kejutan Orangtua, Pemuda di Batang Menyamar Jadi Driver Ojol Saat Pulang Kampung, Videonya Viral

Puncak arus mudik di Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA), Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY, diperkirakan terjadi pada Jumat (29/4/2022) atau H-3 Lebaran.

“Tahun ini kita harus lebih siap dikarenakan adanya kebijakan mudik," tutur PTS General Manager PT Angkasa Pura I, Bandara YIA, Agus Pandu Purnama, Senin.

Menurut Agus, selama sepekan terakhir ini, arus mudik di Bandara YIA sudah mulai terasa seiring meningkatnya jumlah penumpang yang datang.

Saat kondisi puncak, jumlah penumpang yang tiba di Bandara YIA diperkirakan bisa melonjak mencapai 12.000 orang.

Untuk mengantisipasi lonjakan mudik tahun ini, PT Angkasa Pura I (Persero) membuka posko terpadu.

Baca selengkapnya: Puncak Arus Mudik di Bandara YIA Diprediksi Terjadi pada H-3 Lebaran

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo; Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Michael Hangga Wismabrata, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/26/054500278/-populer-yogyakarta-penangkapan-pembakar-mahasiswa-video-viral-pemuda

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com