Salin Artikel

Penderitaan Korban Longsor Bukit Menoreh Sepekan Terakhir, Akses Masih Tertutup, 230 Rumah Gelap Gulita, Puluhan Jiwa Masih Mengungsi

Sebanyak 30 jiwa dari delapan kepala keluarga masih mengungsi ke rumah saudara, tetangga terdekat dan rumah Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS). Pasalnya, material tanah, batu dan pohon yang masih menumpuk bahkan merusak rumah.

“Tidak tahu sampai kapan tinggal di pengungsian karena rumahnya tidak dapat ditempati lagi,” kata Panata Laksana Sarta Pangripta Kalurahan Kalirejo, Kastana di Posko Bencana Tanah Longsor Plampang II, Kamis (7/4/2022).

Rumah yang roboh, rusak berat dan tertimbun tanah, milik tiga KK di Pedukuhan Sangon II, dua KK di Sangon I dan 3 KK di Plampang II. Tidak hanya dewasa, tetapi juga ada balita dan lansia.

Salah satu warga bernama Ribut di Plampang II menunjukkan bagaimana rumahnya tertimbun lumpur hingga setengah pintu rumah. Ribut mengajak istri, menantu dan cucu mengungsi ke rumah tetangga di seberang sungai, sampai sekarang.

“Sampai sekarang belum berani menempati rumah. Kalau malam hari mengungsi ke rumah tetangga Ngasiran,” kata Ribut.

Suraji tetangga Ribut. Ia kehilangan rumah produksi kayu potong beserta isinya. Suraji sampai mengaku bangkrut karena kehilangan mesin gergaji dan mesin diesel Rp 50 Juta, kayu potong yang siap kirim senilai Rp 70 juta dan memporak-porandan bangunan workshop Rp 50 juta.

Pabriknya hancur oleh longsor yang terjadi saat hujan membawa batu-batu dan tanah dari area pertambangan batu. Beruntung rumahnya di tanah lebih tinggi selamat sehingga tidak perlu mengungsi.

“Saya bangkrut, benar benar bangkrut. Saya tetap tanggung jawab pada mereka yang sudah pesan kayu. Habis ini mau usaha lain saja,” kata Suraji di sela-sela menyelamatkan kayu yang tersisa.

Listrik padam

Dukuh (kepala dusun) Plampang II, Dwi Wuryaningsih juga mengungkapkan jaringan listrik masih padam untuk kawasan Plampang II yang berada di daerah lebih tinggi.

Tidak hanya itu, sebagian rumah di Plampang III dan warga satu dusun di Sengir belum mendapatkan aliran listrik.

Gelap gulita meliputi kawasan lebih tinggi. “Warga hanya menggunakan penerangan seadanya. Untuk memperbaiki jaringan listrik harus menunggu jalan terbuka biar bisa dilewati kendaraan,” kata Dwi di Posko Bencana Tanah Longsor Kalirejo.

Dwi mengungkapkan, pihaknya belum bisa menghitung kerugian. “Nilainya tembus miliaran,” kata Dwi.

Tanah longsor disertai banjir terjadi Jumat (1/4/2022) pekan lalu. Bencana datang bersamaan dengan hujan deras.

Hampir semua titik longsor berada di wilayah Kapanewon Kokap, seperti Kalurahan Hargorejo, Hargomulyo, Hargowilis dan yang terbanyak sekaligus terparah di Kalurahan Kalirejo.

Pada kalurahan Kalirejo, longsor bahkan terjadi di delapan pedukuhan. Terparah di Plampang II.

Hujan deras juga mengakibatkan beberapa sungai meluap dan membanjiri beberapa kalurahan dalam beberapa jam, pekan lalu. Di antaranya di Kalurahan Kulur, Janten, Kebonharjo, dan Temon.

Peristiwa ini mengakibatkan satu lansia yang hidup sendiri di hutan tewas tertimpa reruntuhan rumah dan satu lansia hidup sendiri di Pedukuhan Plampang II berhasil selamat dari puing rumah terkena longsor.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/07/132019578/penderitaan-korban-longsor-bukit-menoreh-sepekan-terakhir-akses-masih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke