Salin Artikel

[POPULER YOGYAKARTA] Jokowi Jenguk Buya Syafii Maarif | Kasus Pembunuhan Bidan, Keluarga Berharap Pelaku Dihukum Berat

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau ebih dikenal dengan Buya Syafii Maarif, Sabtu (26/3/2022).

Berita lainnya adalah seputar kasus pembunuhan bidan beserta anaknya, yang jasadnya ditemukan di kolong jembatan tol Semarang.

Berikut berita-berita populer di Yogyakarta pada Sabtu (26/3/2022).

Presiden Jokowi mengunjungi kediaman Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakartan (DIY), Sabtu.

Kedatangan Jokowi untuk menjenguk kondisi mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.

Presiden Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 11.24 WIB. Ia datang bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pada kesempatan itu, Presiden Jokowi turut mendoakan Buya Syafii Maarif agar tetap sehat.

"Tadi Beliau juga mendoakan agar Buya tetap sehat dan terus bisa menjadi bapak bangsa yang terus membimbing bangsa ini. Kami juga berdoa agar kita bangsa Indonesia dan seluruh elit bangsa diberi kekuatan untuk bisa menyelesaikan pandemi, sekaligus berbangsa dan bernegara dengan penuh kekeluargaan," ujarnya, Sabtu.

Baca selengkapnya: Jokowi Jenguk Buya Syafii Maarif, Haedar Nasir: Presiden Mendoakan agar Buya Tetap Sehat...

Keluarga korban pembunuhan bidan berinisial SKGS (32) dan anaknya berinisial MFA (5) berharap agar pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.

"Harapan kami pelaku bisa dihukum seberat-beratnya, karena menghilangkan dua nyawa," ucap paman korban, Winarno, Jumat (25/3/2022), dikutip dari Tribun Jogja.

Winarno menuturkan, hukuman berat pantas didapatkan pelaku lantaran korban adalah ibu beserta anaknya yang notabene tidak memiliki kekuatan melawan.

Selain itu, pemberian hukuman berat tersebut agar ada efek jera dari pelaku, sehingga di kemudian hari tidak akan mengulangi perbuatan serupa.

Sebagai informasi, SKGS dan anaknya dibunuh oleh DCEW (31). Jasad kedua korban dibuang pelaku di kolong jembatan tol di Semarang.

Baru-baru ini, seorang bocah berusia tiga tahun berinisial DS asal Gunungkidul, DIY, kencanduan rokok.

Agar kasus serupa tidak terulang di keluarga lain, Astrid WEN selaku psikolog anak dan keluarga menyampaikan bahwa orangtua harus tega, tetapi bukan lewat cara kekerasan.

Sesudah itu, anak yang kecanduan rokok diberi beberapa kegiatan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

"Kita perlu tega menstop, setelah itu kita tidak hanya fokus distopnya saja, kemudian harus diisi dengan berbagai kegiatan agar anak tidak ingat untuk merokok lagi," ungkapnya, Rabu (23/3/2022).

Astrid menerangkan, anak yang kecanduan rokok bisa menimbulkan dampak kurang baik untuk jangka panjang sang anak dan juga tumbuh kembangnya.

Baca selengkapnya: Ketika Anak Kecanduan Rokok, Apa yang Harus Dilakukan?

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma; Candra Kusuma | Editor: Dheri Agriesta, Candra Kusuma), TribunJogja.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/27/055300278/-populer-yogyakarta-jokowi-jenguk-buya-syafii-maarif-kasus-pembunuhan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com