Salin Artikel

Buruh Tani Mengisi Waktu Menjaring Ikan, Tewas Terseret Ombak di Pantai Imorenggo

Korban bernama Solihin (55), seorang buruh tani yang menumpang di rumah warga Imorenggo.

Solihin berasal dari Bogor, Jawa Barat, yang sudah belasan tahun hidup seorang sendiri di Imorenggo. Ia berhasil dievakuasi warga dari laut, namun nyawanya tetap tidak selamat.

“Setelah didapat, kondisi korban sudah meninggal. Orang yang menolong itu memanggil saksi, kemudian memanggil warga lain, juga saya sebagai dukuh setempat,” kata Dukuh (kepala dusun) Imorenggo, Solichin, Rabu (23/3/2022).

Korban merupakan buruh harian lepas yang bekerja di ladang pertanian Imorenggo. Pekerjaan sebagai buruh tani tidak tentu setiap hari.

Dukuh Solichin menceritakan, para buruh biasanya mengisi kekosongan tidak bekerja dengan memancing atau menjaring ikan pakai jaring eret (jaring yang diseret) dari tepi pantai.

“Ini keseharian warga kita,” kata Dukuh Solichin.

Pekerjaan selain buruh harian lepas seperti itu sering memberi tambahan penghasilan. Buruh tani cuma Rp 60.000-100.000 per hari, tapi pekerjaan itu tidak setiap hari. Mereka pun menjaring ikan.

Bila beruntung di musim ikan, mereka bisa menghasilkan ratusan ribu.

“Tidak tentu, tapi bisa mendapat hasil kalau musim ikan. Makanya kalau ada pekerjaan halal dan menghasilkan, itu akan diterjuni,” kata Solichin.

Beberapa hari ini ombak sedang besar. Warga tetap turun ke pantai untuk memancing maupun menjala seperti biasa. Termasuk korban bernama Solihin ini. Ia menjala mulai pukul 06.00 WIB.

Ada warga yang melihat ia terseret. Warga yang paling dekat berusaha menolong, bahkan dengan mengikatkan tali tampar pada badannya, sedangkan di ujung lain pada pohon cemara atau pandan.

Lalu ia terjun menolong. Korban berhasil dievakuasi dari laut namun sudah meninggal.

Dukuh Imorenggo mengungkapkan, korban diserahkan ke pihak keluarga. Warga membantu semua kelancarannya.

“Kami mengabarkan ke keluarganya yang bisa dihubungi, karena keluarganya itu di luar Kulon Progo semua. Kami membantu hingga jasad dikafani. Soal penguburan, kami tunggu ketemu keluarganya,” kata Solichin.

Semua berawal saat pencari ikan melihat korban menurunkan jaring eret di pantai Imorenggo lantas terseret ombak. Korban sampai tenggelam.

Warga pun menolong korban, namun nyawa korban tidak selamat.

Polisi dan dokter Puskesmas Galur 2 tiba dan segera memeriksa korban. Tubuh korban lemas, namun terdapat luka-luka akibat terjerat tali jaring, seperti pada lutut kiri terdapat memar sepanjang 10-15 sentimeter.

Kemudian di punggung sebelah kanan terdapat tiga luka bekas memar tali tambang kurang lebih 50 sentimeter.

Kedua lubang hidung mengeluarkan busa. Mulut mengaga, mata sebelah kriri agak terbuka, jari tangan tengah kanan tidak lengkap namun bawaan.

“Dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian, korban diperkirakan meninggal dunia kurang dari 3 jam,” kata Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana melalui pesan singkat.

Dukuh Solichin mengungkapkan, kejadian seperti ini beberapa kali terjadi pada pencari ikan eret dan bisa selamat. Mereka berisiko terlilit jaring sendiri di saat ombak kuat. Namun, kali ini menimbulkan korban.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/24/111326378/buruh-tani-mengisi-waktu-menjaring-ikan-tewas-terseret-ombak-di-pantai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke