Salin Artikel

Mengenal Candi Sambisari yang Terkubur Material Letusan Gunung Merapi Tahun 1006

Dikutip dari Badan Otorita Borobudur, Candi Sambisari berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Jaraknya sekitar 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ke arah timur laut

Candi Sambisari yang merupakan candi Hindu beraliran Syiwa ini diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 oleh Rakai Garung, seorang Raja Mataram Hindu dari Wangsa Syailendra.

Candi ini terletak sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah sehingga tidak terlihat dari kejauhan.

Ditemukan tahun 1966

Candi Sambisari tersebut ditemukan oleh seorang petani yang sedang mengolah tanah milik warga desa yang bernama Karyoinangun pada tahun 1966.

Kala sedang mengolah tanah, cangkul petani itu membentur batu. Ia pun menggali lebih dalam dan menemukan batu berhiasan pahatan.

Setelah diteliti, batu tersebut ternyata bagian dari reruntuhan candi.

Berdasarkan batu isiannya, pendirian candi ini diperkirakan memiliki masa yang sama dengan Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan yang tersebar di area Yogyakarta.

Diduga, di masa lalu tanah daerah di sekeliling candi tidak lebih tinggi dari lahan datar tempat Candi Sambisari berada.

Namun tanah pasir dan bebatuan yang terbawa oleh letusan G. Merapi pada tahun 1006 telah menimbun daerah itu.

Akibatnya, Candi Sambisari ikut terbenam dalam timbunan, sehingga saat ini posisinya menjadi lebih rendah dari permukaan tanah di sekelilingnya.

Pada tahun 1966 ditetapkan bahwa di lahan tersebut ada reruntuhan candi yang terkubur timbunan pasir dan batu dari erupsi Gunung Merapi di tahun 1006.

Saat kegiatan ekskavasi pada 1975 dan 1976, candi yang terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah itu terungkap dalam keadaan runtuh dengan batuan yang berserakan.

Saat ekskavasi dan pemugaran, ditemukan juga keramik asing, gerabah, tulang, benda-benda yang terbuat dari perunggu termasuk arca Bodhisatwa, arca dari batu andesit, dan lempengan emas bertulis.

Kawasan candi mengalami rekonstruksi dan pemugaran selama 21 tahun dan selesai tahun 1987. Candi ini dinamakan Sambisari sesuai dengan nama desa tempat bangunan itu ditemukan.

Saat ini lahan di sekeliling candi telah digali dan ditata, membentuk lapangan persegi dengan tangga di keempat sisinya.

Terdapat juga 8 buah lingga patok yang tersebar sesuai penjuru arah mata angin. Sepintas candi ini tampak seperti sebuah kastil di tengah taman.

Karena sekeliling candi ini dihiasi rerumputan hijau yang tertata rapi bagaikan taman di halaman kerajaan dengan candi di tengah sebagai pusatnya.

Saat menaiki tangga pintu masuk candi induk, pengunjung akan menjumpai hiasan berupa singa yang ada didalam mulut makara (hewan dalam mitologi Yunani).

Setelah menaiki tangga pengunjung akan menemukan selasar selebar kurang lebih 1 meter.

Di sisi utara terdapat arca Dewi Durga yang merupakan istri dari Dewa Syiwa, dengan 8 tangan yang masing-masing menggenggam senjata.

Kemudian di sisi timur terdapat arca Ganesha dan di selatannya terdapat arca Agastya dengan tasbih yang dikalungkan di lehernya.

Di dalam bilik utama candi induk terdapat lingga dan yoni.

Keberadaan lingga dan yoni ini menegaskan bahwa candi ini dipakai sebagai pemujaan Dewa Syiwa. Keluar dari bangunan candi utama, di sisi barat pengunjung akan dapat melihat ketiga candi pendamping.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/10/143000278/mengenal-candi-sambisari-yang-terkubur-material-letusan-gunung-merapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke