Salin Artikel

Veda Ega Pratama, Pebalap Indonesia asal Yogyakarta yang Dipuji Gayanya Mirip Marc Marquez

Saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, Veda masih berada di Jakarta menjalani karantina selama 3 hari setelah kepulangannya dari Qatar.

"Veda masih di Jakarta, kemungkinan akan langsung ke Mandalika (NTB) melanjutkan seri balapan dua pekan lagi," kata Sudarmono, ayah dari Veda ditemui di bengkelnya di Kalurahan Sirawan, Wonosari, Selasa (8/3/2022).

Di sela kesibukannya menyiapkan motor untuk berlatih anak didiknya, Sudarmono menceritakan kejutan putranya bisa meraih podium di Losail.

Saat race pertama, veda yang seharusnya menempuh 14 putaran, terhenti di putaran ketiga karena tersenggol pebalap lain.

Diakuinya, bocah kelas VII SMPN 2 Wonosari ini masih grogi saat debut perdana di kompetisi internasional

"Meski jatuh tersenggol pebalap lainnya, tetapi karena pertama kali juga masih ada demam panggung," ucap Sudarmono.

Saat jeda balap, Sudarmono menyempatkan untuk menghubungi anaknya dan memberikan motivasi, serta memberikan arahan agar langsung menyodok di posisi depan saat race kedua.

Benar saja, saat race kedua anak pertama ini langsung menyodok baris terdepan.

Saat balapan memasuki dua putaran akhir Veda sempat kehilangan traksi roda depan, tetapi bisa menyelamatkan diri.

Meski sempat kehilangan posisi kedua, turun ke posisi kelima, dia berhasil masuk tiga besar bersama pebalap Jepang, Amon Odaki yang jadi juara, dan Hamad Al Sahouti di posisi kedua.

Gaya membalapnya yang impresif menuai pujian dari akun Twitter ATC, yang menyamakannya dengan pebalap Spanyol, Marc Marquez.

Usia 4 tahun sudah mulai diperkenalkan sepeda motor, lalu usia 5 tahun sudah aktif latihan balap.

"Usia 6 tahun hingga 8 tahun ikut kejuaraan motocross, lalu usia 9 tahun pindah ke road race sampai sekarang," kata Sudarmono.

Dia mengatakan, pengalamannya sebagai pebalap motor bebek dan harus pindah ke motor sport cukup sulit penyesuaiannya, hal itulah yang menjadikan dirinya melatih sejak dini Veda menggunakan sepeda motor "cowok" ini.

Sebab, saat Sudarmono muda, saat itu harus memacu sepeda motor gede 600 CC dan berpindah ke sepeda motor bebek harus beradaptasi cukup lama. Dengan kegigihannya, Sudarmono mampu meraih podium di kejuaraan Suzuka 4 jam 2014 silam.

"Pengalaman itulah membuat saya ingin Veda sejak kecil menggunakan motor sport. Awalnya sulit, tetapi setelah itu saat turun di kejuraan menggunakan motor bebek jadi lebih mudah," kata dia.

Bahkan Veda menjadi juara nasional kelas pemula pada 2019 lalu.

Pada 2020, sebenarnya Veda berlaga di Thailand Talent cup (TCC) tetapi gagal karena pandemi Covid-19.

Kemudian di 2021, dia mendapatkan wild card di Asia Talent Cup saat berlaga di Sirkuit Mandalika, saat itu menempati urutan ke-8.

Sudarmono mengatakan, dirinya memasukkan Veda di salah satu sekolah yang dikelola salah satu ATPM karena jenjangnya cukup jelas, dan dengan beasiswa.

"Saya ingin anak saya mengikuti jenjang yang jelas, sehingga mengasah skill membalapnya," ucap dia.

Setelah Asia Talent Cup jika lancar akan ikut kejuaraan di spanyol, dan jika lancar akan berlaga di Moto3 sebelum ke Moto GP.

"Mimpinya sih ke MotoGP, karena kita tahu sponsor di MotoGP sekarang banyak dari Indonesia. Potensinya terbuka," kata dia.

Latihan di pasar sapi

Sudarmono yang juga memiliki sekolah balap ini mengatakan, sejak 2016 dirinya memanfaatkan parkir Pasar Hewan Siono Harjo, Playen untuk berlatih bersama anaknya.

Pebalap era awal 2000 hingga 2015 ini memanfaatkan lahan sempit untuk berlatih menikung.

Selain itu, setiap seminggu sekali Veda diajak untuk bermain di sirkuit permanen wilayah Boyolali, dan Semarang, Jawa Tengah.

"Setiap jalan ke sana (Boyolali atau Semarang) kita kan melewati jalanan menikung, menanjak. Itu saya sering bilang perjalanan kita seperti ini (kondisi jalannya) jadi harus serius," kata dia.

Saat pandemi lalu, Veda berlatih di rumah dengan memanfaatkan fasilitas milik bapaknya, seperti simulator balap, hingga gym.

Disinggung untuk kegiatan sekolah, Sudarmono berharap tetap bisa sekolah formal, karena tak ingin Veda kehilangan masa mudanya hanya berkutat pada kegiatan balap.

"Sekolah itu menyenangkan, jangan sampai hilang," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/09/050600178/veda-ega-pratama-pebalap-indonesia-asal-yogyakarta-yang-dipuji-gayanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke