Salin Artikel

Menatap Sang Penerus Takhta Mangkunegara

KOMPAS.com - Teka-teki siapa penerus takhta Mangkunegara akhirnya terjawab.

Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo akhirnya ditunjuk menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X.

Pengumuman ini disampaikan di Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2022), sekitar pukul 10.30 WIB, oleh Pengageng Wedhana Satrio Puro Mangkunegaran KRMT Lilik Priarso.

"GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai penerus Puro Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Mangkunegara X," ujarnya.

Lilik mengatakan, penunjukan GPH Bhre sebagai Mangkunegara X berdasarkan hasil musyawarah antarkeluarga dan sederet dalem Puro Mangkunegaran.

Dalam pengumuman yang ditandatangani oleh Gusti Raden Ayu (GRAy) Retno Satuti Suryo Hadiningrat dan GRAy Retno Rosati Notohadiningrat itu, turut disebutkan penobatan GPH Bhre sebagai KGPAA Mangkunegara X bakal digelar pada Sabtu (12/3/2022).

Prosesi penobatan akan mengunakan tata cara adat Jumeneng Dalem.
GPH Bhre menjadi penerus takhta usai Mangkunegara IX yang juga merupakan ayah GPH Bhre, wafat pada pada Jumat, 13 Agustus 2021.

"Malam sebelum Jumeneng, akan melakukan tradisi Widodaren, serta acara-acara ritual lainnya khusus kalangan Puro Mangkunegaran yang mengetahui," ucapnya, Rabu (2/3/2022).

Sebelum diumumkan menjadi KGPAA Mangkunegara X, GPH Bhre telah mempelajari tradisi Mangkunegaran.

Selain itu, sebelum ditunjuk menjadi penerus takhta, Lilik menyebutkan bahwa GPH Bhre juga sering berkunjung dan tidur di makam KGPAA Mangkunegara IX.

"Gusti Bhre sudah beberapa kali ke sana, sangking dekatnya dengan Gusti Kanjeng sampai tidur di sana, di tenda pemakamannya sana," ungkapnya.

Menurut Lilik, sikap GPH Bhre tersebut sebagai bentuk paham tradisi Mangkunegaran atau Mataram Islam.

"Karena siapa pun yang meneruskan setelah prosesi Jumeneng, tidak boleh berkunjung ke makam selamanya. Begitu pula Sultan setelah Jumeneng tidak boleh ke makam, mungkin kepahamannya beliau," jelasnya.

Kerabat Mangkunegaran, Irawati Kusumorasri, menyebutkan bahwa dirinya merasa bersyukur dan berbahagia atas penunjukan GPH Bhre sebagai Mangkunegara X.

Menurut Ira, selepas KGPAA Mangkunegara IX meninggal dunia, kerabat Mangkunegaran sudah menunggu-nunggu hasil perundingan keluarga inti mengenai calon penerus takhta Mangkunegara.

“Saya ikut bahagia (atas penunjukan tersebut). Saya pribadi dan mewakili kerabat mendukung penuh apa nanti program-program Gusti Bhre untuk membuat Mangkunegaran lebih moncer lagi dan juga menjadi salah satu pusat budaya Jawa,” tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/3/2022).

Ira memandang, GPH Bhre merupakan seorang visioner dan pandai.

Maka dari itu, dia yakin bahwa GPH Bhre dapat melestarikan dan mengembangkan Mangkunegaran.

“Saya yakin beliau akan melestarikan dan mengembangkan (Puro Mangkunegaran). Dia mampu untuk itu. Ditambah lagi, network beliau luas. Itu yang terpenting untuk menjadi Mangkunegara X,” terang pegiat seni di Kota Solo ini.

Sebagai sosok yang berusia muda, Ira menilai bahwa GPH Bhre akan mampu mendekatkan Mangkunegaran kepada generasi milenial.

Ira menyampaikan, salah satu contohnya adalah saat GPH Bhre menggagas Mangkunegaran Jazz Festival pada 2019. Menurutnya, itu adalah lompatan yang jauh untuk Mangkuengaran.

“Beliau menyadari bahwa dengan digelarnya event tersebut mampu menarik minat orang ke Mangkunegaran. Selain budaya klasik, Mangkunegaran juga mempunyai seni kontemporer dan modern. Beliau tahu untuk mengenalkan kesenian klasik kepada generasi muda, harus ada narasi yang bagus agar anak-anak muda mau melihat misalnya tari-tarian klasik atau karawitan gending klasik,” paparnya.

Dengan ditunjuknya GPH Bhre sebagai Mangkunegara X, Ira berharap agar Mangkunegaran bisa mandiri secara ekonomi.

Adanya kemandirian ekonomi, kesejahteraan abdi dalem bisa lebih baik.

“Kesejahteraan abdi dalem itu perlu dipikirkan. Selain itu, umpama perlu ada perbaikan, semisal bangunan, dengan menggunakan kemandirian ekonomi itu bagus,” jelasnya.

Selain itu, Ira berharap di bawah kepemimpinan Mangkunegara X, Puro Mangkunegaran bisa lebih moncer di bidang budaya dan pariwisata.

Pemerhati budaya Kota Solo, Tunjung W Sutirto, berharap agar GPH Bhre mampu memimpin Puro Mangkunegaran selaras dengan perkembangan zaman, tetapi tanpa meninggalkan tradisi Mangkunegaran.

"Jadi, pemimpin Mangkunegaran ke depan dengan aspirasi dan inspirasi sesuai zamannya. Salah satu pendekatannya dapat dengan momong semua warga di lingkungan Pura," tuturnya, Selasa.

Tak cuma itu, GPH Bhre juga diharapkan mampu merekatkan kembali isu ketidakharmonisan sebelum pengumuman dirinya sebagai KGPAA Mangkunegara X.

“Selain itu, bisa menjadi pimpinan alternatif di saat ada ketidakharmonisan di tengah-tengah masyarakat bangsa," sebutnya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menerangkan, dirinya telah beberapa kali bertemu GPH Bhre. Gibran menilai, GPH Bhre adalah sosok yang kreatif.

"Pas ketemu langsung kemarin beliau sudah ada konsep pengembangan pariwisata di Puro Mangkunegaran," ujarnya di Balai Kota Solo, Rabu.

Di bawah kepemimpinan GPH Bhre, Gibran berharap agar Puro Mangkunegaran bisa bersinergi lebih baik lagi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

"Saya menyambut baik lah. Moga-moga ke depannya bisa bersinergi dengan Pemkot Solo," ucapnya.

Gibran berharap dengan munculnya tokoh muda di Solo bisa mendukung program Pemkot supaya lebih kreatif, inovatif, dan menjangkau anak-anak muda.

GPH Bhre merupakan sarjana hukum dari Universitas Indonesia.

Setelah lulus, pria 24 tahun ini bekerja sebagai pengacara di Jakarta. Dia juga aktif dalam kegiatan di Puro Mangkunegaran.

Pada 2019, GPH Bhre menjadi salah satu penggagas Mangkunegaran Jazz Festival. Kegiatan tersebut menjadi bentuk pengenalan budaya di Mangkunegaran lewat musik.

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran KRMT Lilik Priarso Lilik menyampaikan, KGPAA Mangkunegara IX memberikan apresiasi penyelenggaraan Mangkunegaran Jazz Festival.

"Saat Festival Jazz dulu, menyiapkan generasi itu sudah saatnya yang muda-muda aktif mengikuti zaman ini, istilahnya waktunya milenial," bebernya.

Menurut Lilik, sewaktu KGPAA Mangkunegara IX sakit, GPH Bhre pernah diamanahi menggantikan Mangkunegara IX untuk mengikuti beberapa tradisi.

“Dua kali mengantikan KGPAA Mangkunegara IX mengikuti Jamasan Pusaka, pada 2020 dan 2021. Serta diberikan amanah mengawasi proyek perbaikan Puro Mangkunegaran," sebutnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati; Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus, Ardi Priyatno Utomo)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/06/150000578/menatap-sang-penerus-takhta-mangkunegara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke