Salin Artikel

Sebelumnya Ditemukan Tewas di Magelang, Wanita Ini Pamit ke Yogyakarta dengan Pria Tak Dikenal

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebelum ditemukan meninggal dunia, RY (48), pamit kepada anaknya untuk pergi berlibur ke Yogyakarta.

Wanita itu meninggalkan rumah pada Rabu (23/2/2022) bersama seorang pria tidak dikenal berboncengan mengendarai sepeda motor. 

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Magelang, Jawa Tengah, AKP M Alfan Amrin mengungkapkan, keluarga RY mengaku tidak mengenal pria tersebut.

Bahkan, RY juga mengaku kepada anaknya kalau tidak mengenal pria yang membawanya pergi itu.

"Korban pamit sama anaknya untuk pergi ke Jogja bersama seorang pria. Menurut keterangan anak, anaknya juga tidak mengenal pria itu karena baru pertama kali melihatnya di rumah," kata Alfan, di Mapolres Magelang, Selasa (1/3/2022).

Keduanya pergi berboncengan sepeda motor milik RY yang sampai saat ini juga masih dalam pencarian polisi. 

RY ditemukan warga di bantaran Sungai Bolong, Dusun Njurip, Desa Ngasem, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (27/2/2022).

Identitas RY diketahui dari hasil pemeriksaan sidik jari.

RY merupakan warga Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Alfan, di lokasi kejadian, warga tidak mendapati barang-barang mencurigakan.

"Sebelum penemuan itu wilayah sekitar Sungai Bolong hujan deras, diduga debit sungai deras sehingga kami saat ini masih menyisir di mana titik awal korban jatuh ke sungai," papar Alfan. 

Begitu juga polisi masih menyelidiki identitas pria yang mengajak korban pergi dari rumah.

Adapun saksi yang sudah diperiksa sebanyak 3 orang, meliputi keluarga yang tinggal di Kabupaten Banjarnegara dan warga yang pertama kali menemukan jenazah korban.


Sementara hasil otopsi, lanjut Alfan, ada luka di bagian kepala dan wajah korban diduga akibat benda tajam dan tumpul.

Otopsi atas persetujuan keluarga itu bertujuan untuk memperoleh data untuk mengungkap penyebab kematian korban.

"Sedang kami laksanakan penyelidikan, apakah kemarin di lokasi penemuan mayat, atau ada tempat lain yang patut diduga korban dianiaya atau dibunuh dan sebagainya ini. Sedang kami dalami. Ya, kami masih menduga ke arah ke sana (dibunuh)," terang Kapolres Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun, di Mapolres Magelang, Selasa (1/3/2022). 

Saat ini korban sudah dijemput pihak keluarga dan sudah dimakamkan di Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

Seperti diberitakan, warga menemukan jenazah seorang wanita di Sungai Bolong, Dusun Njurip, Desa Ngasem, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu(27/2/2022). 

Dari hasil sidik jari, polisi mengetahui korban adalah wanita berinisial RY (48) asal Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Polisi juga mengantongi informasi bahwa korban sehari-hari berdagang kelontong di rumahnya. 

Wanita itu memiliki 2 anak, sedangkan sang suami sudah meninggal dunia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/03/01/194415178/sebelumnya-ditemukan-tewas-di-magelang-wanita-ini-pamit-ke-yogyakarta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com