Salin Artikel

Biografi Samanhudi, Pahlawan Nasional Asal Surakarta Pendiri Sarekat Dagang Islam

SDI didirikan pada tahun 1905 dan menjadi organisasi pertama yang lahir di Indonesia. SDI kemudian menjelma menjadi Sarekat Islam (SI).

Selain berjuang melalui organisasi, KH Samanhudi juga dikenal sebagai seorang pengusaha batik di Surakarta.

Profil KH Samanhudi

KH Samanhudi memiliki nama kecil Sudarno Nadi. Dia lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 1868.

Samanhudi memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya, Jawa Timur.

Di sekolah ini, Samanhudi tidak hanya belajar tentang pendidikan umum, namun juga pendidikan agama Islam.

Selain belajar, Samanhudi juga mulai menunjukkan minatnya di dunia perdagangan, terutama perdagangan batik.

Dari minatnya inilah Samanhudi mulai mengenal dan menjalin relasi dengan para pedaganga dari berbagai daerah baik di Jawa Timur, Jawa Tengah, maupun Jawa Barat.

Sementara pendidikan agama Islam ditempuh KH Samanhudi di sejumlah pondok pesantren.

Beberapa pesantren tempat Samanhudi menuntut ilmu agama antara lain:

  1. Ponpes KH Sayuthi - Ciawigebang
  2. Ponpes KH Abdur Rozak - Cipancur
  3. Ponpes Sarajaya - Cirebon
  4. Ponpes KH Zainal Musthofa - Tasikmalaya

Saat berguru dengan KH Zainal Musthofa ini, Samanhudi banyak bertukar pikiran tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka.

KH Zaenal Musthofa sendiri juga merupakan Pahlawan Nasional yang memimpin perlawanan melawan Jepang.

SDI didirikan oleh Samanhudi dan relasi bisnisnya pada 16 Oktober 1905, dan menjadi organisasi pertama di Indonesia.

Latar belakang berdirinya SDI sendiri karena adanya kebijakan Belanda yang memberi keleluasaan pedagang asing untuk berdagang di Indonesia.

Kebijakan itu mendapat penentangan dari pedagang lokal, yang menilai akan merugikan mereka.

Meski berdiri sejak 1905, SDI baru benar-benar resmi secara administratif saat membuka dua cabang di Batavia dan Buitenzorg atau Bogor.

Pendirian dua cabang itu terjadi pada tanggal 5 April 1909. Sehingga dalam beberapa catatan SDI disebut berdiri tahun 1909.

Di bawah komando KH Samanhudi, SDI berhasil berkembang pesat dengan dibukanya cabang di beberapa kota.

Memasuki tahun 1912, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) dan mulai diketuai oleh HOS Cokroaminoto.

Perubahan nama sendiri dilakukan sebagai upaya Samanhudi dan Cokroaminoto untuk melebarkan sayap perjuangan.

Dalam lingkup SI, organisasi ini tidak hanya bergerak di bidang perdagangan namun juga sosial, ekonomi, hingga politik.

Selain itu, keanggotan dalam SI lebih luas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan saat SDI, anggota terbatas pada pedagang.

Akhir Hayat KH Samanhudi

KH Samanhudi mulai mengalami gangguan kesehatan pada tahun 1920, dan membuatnya tidak aktif lagi di SI.

Namun demikian, Samanhudi masih menyumbangkan pemikiran-pemikirannya terhadap pergerakan nasional.

KH Samanhudi juga sempat menyaksikan kemerdekaan bangsanya pada 17 Agustus 1945.

Samanhudi meninggal dunia pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten, Yogyakarta.

Jenazahnya dimakamkan di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Barat.

Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Republik Indonesia menetapkan KH Samanhudi sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.

Nama Samanhudi kini diabadikan sebagai nama museum, yaitu Museum Haji Samanhudi di Kampung Batik Laweyan, Surakarta.

Sumber:
Kompas.com
Tribunnewswiki.com

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/22/112654678/biografi-samanhudi-pahlawan-nasional-asal-surakarta-pendiri-sarekat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke