Salin Artikel

Didik Nini Thowok Memadukan Tarian China dan Musik Hindu

Kolaborasi ini pertama kali dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Didik menyampaikan, dirinya menyukai hal-hal yang bersinggungan dengan lintas agama, karena bisa mengapresiasi beragam keyakinan.

"Karena agama kan sama, saya mewakili sebagai seorang Chinese dan Kristen, saya bawakan tarian China namanya tari Apsara yang ada reliefnya di goa Tiongkok. Banyak seniman yang mengintepretasikan tarian ini, saya kolaborasikan dengan musik Hindu," ujar Didik sebelum mengisi acara dialog lintas iman yang merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, Sabtu (19/2/2022) malam.

Menurut Didik, tari Apsara kental dengan ritual keagamaan.

Pada kesempatan ini, tarian itu dikombinasikan antara opera China dengan musik Hindu.

Menurut dia, hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan berupa keberagaman budaya dan kepercayaan.

"Sering dikumandangkan di Indonesia, apresiasi atau tentang saling menghargai keberagaman yang digaungkan lewat seni, budaya, bukan dengan perang, tetapi dengan keindahan cinta kasih," ucap dia.

Menurut Didik, ini kali pertama dia memadukan tarian China dan musik Hindu.

"Ini merupakan olah rasa, pertama ditarikan dengan Hindu iya. Kalau China, sudah pernah," kata Didik.

Sementara itu Ketua Umun Panitia Nyepi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2022 Putu Sugiartha Sanjaya mengatakan, rangkaian perayaan Nyepi di DIY akan diwarnai berbagai kegiatan.

Misalnya, dialog lintas iman, bersih-bersih pantai yang tidak hanya melibatkan umat Hindu, tetapi juga melibatkan umat dari agama lainnya.

"Dialog lintas iman ini rangkaian kegiatan Hari Raya Nyepi, karena Nyepi itu ada tiga hal. Pertama, ritual terkait kegamaan, ada sosial kemasyarakatan, dan edukasi. Ini termasuk dalam edukasi," kata Putu.

Sedangkan untuk kemasyarakatan, pihaknya telah menggelar beberapa rangkaian acara seperti bakti sosial, pemeriksaan kesehatan, donor darah, dan memberikan vaksinasi booster.

"Bukan hanya masyarakat Hindu, tetapi juga masyarakat lainnya kita libatkan. Intinya adalah, di dalam Hindu kita kenal Tri Hita Karana, yaitu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan," kata dia.

Putu menjelaskan, yang berbeda pada perayaan Nyepi kali ini yaitu, semua harus menaati peraturan pemerintah mengenai protokol kesehatan.

Misalnya, tidak akan ada pawai ogoh-ogoh untuk tahun ini.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/20/155246278/didik-nini-thowok-memadukan-tarian-china-dan-musik-hindu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com