Salin Artikel

[POPULER YOGYAKARTA] Ganjar Bicara soal Nasib Mata Air di Desa Wadas | Sri Sultan HB X Antisipasi Kenaikan Covid-19

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, penambangan batu andesit tak mengancam mata air di Desa Wadas, Purworejo.

Pernyataan itu setelah Ganjar menerima hasil penelitian sejumlah ahli di kawasan itu.

Sementara berita tentang video mesum diduga diperankan seorang lansia di Magelang juga menjadi sorotan.

Berikut ini berita populer Yogyakarta secara lengkap:

Saat diskusi secara daring dengan Forum Pemred, Ganjar menjawab kekhawatiran soal nasib mata air jika ada penambangan batu andesit di Wadas.

Menurut Ganjar, mata air di Wadas tidak akan terganggu. Alasannya, mata air yang berada di lokasi penambangan sudah tidak dipergunakan warga.

"Dalam kawasan tambang hanya satu mata air, yang lain di luar kawasan tambang," kata Ganjar dalam diskusi daring bersama Forum Pemred, Kamis (17/2/2022).

Menanggapi kenaikan angka kasus Covid-19, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) berencana menyekat sejumlah jalan di DIY. Hal itu dilakukan untuk mengurangi mobilitas warga.

"Kalau naik terus, saya sekat ndak ada pilihan, untuk mengurangi mobilitas masyarakat," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (18/2/2022).

Polisi di Magelang mengaku sedang mendalami kasus video mesum yang diduga dilakukan seorang lansia berusia 120 tahun.

Pelaku terekam berbuat mesum di emper toko di sekitar Pasar Rejowinangun.

Sementara itu, video tersebut menjadi viral setelah diduga diunggah oleh seorang bocah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana menjelaskan, 97 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 sudah semuanya terisi.

Sebetulnya, kata Biwawa, kapasitas Hotel mutiara sebanyak 112 kamar tetapi tidak bisa seluruhnya digunakan untuk isolasi.

"Isoter provinsi ada satu di Mutiara sekarang ini sudah penuh dalam arti kamar difungsikan susah penuh kemarin sudah 97 terisi," Kata Biwara saat membagikan masker kepada masyarakat di Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, Jumat (18/2/2022).

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan, awan panas meluncur sejauh 1.800 meter ke barat daya.

Dari seismograf tercatat, awan panas ini berlangsung selama 152 detik dengan amplitudo 17 milimeter.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Boyong dan sejauh 7 kilometer ke arah Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng.

Sedangkan di sektor tenggara, daerah potensi bahaya meliputi 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan 5 kilometer ke arah Sungai Gendol.

Hingga kini, Gunung Merapi masih berstatus siaga atau level III.

(Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana, Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo, Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/19/064000778/-populer-yogyakarta-ganjar-bicara-soal-nasib-mata-air-di-desa-wadas-sri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke