Salin Artikel

8 Fakta Menarik Gunungkidul, Ada Kuliner Ekstrem Belalang Goreng hingga Mitos Pulung Gantung

KOMPAS.com - Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pusat pemerintahan Kabupaten Gunungkidul berada di Kapanewon Wonosari.

Asal nama Gunungkidul berasal dari bahasa Jawa karena wilayahnya berada di jajaran Gunung Sewu sebelah selatan (kidul).

Gunungkidul dikenal karena daerahnya yang tandus dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau.

Walau begitu, daerah ini menyimpan berbagai fakta menarik yang bisa Anda simak.

1. Wilayahnya adalah Dasar Laut yang Terangkat

Gunung Sewu merupakan wilayah karst berupa perbukitan kapur yang membentang di tiga kabupaten di Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Jawa Tengah.

Perbukitan kapur ini membentang dari Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan.

Dari berbagai penelitian diamati bahwa kenampakan pegunungan kapur ini merupakan hasil pengangkatan dasar laut yang terjadi jutaan tahun lalu.

Menurut van Bemmelen dalam Husein, dkk (2007) pengangkatan di bagian pegunungan
selatan Jawa terjadi pada zaman Pleistosen atau sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

Bukti yang mendukung teori ini antara lain ditemukannya berbagai fosil binatang laut purba di batuan pada daerah perbukitan.

2. Pernah Dihuni Manusia Purba

Temuan para arkeolog membuktikan bahwa kawasan Gunungkidul diperkirakan telah dihuni oleh manusia (Homo sapiens) sejak 700 ribu tahun lalu.

Petunjuk adanya kehidupan manusia ditemukan pada beberapa gua dan ceruk di perbukitan karst Gunungkidul, terutama di Kecamatan Ponjong.

Kedatangan manusia di Gunungkidul diperkirakan ada sejak zaman Pleistosen di mana saat itu sebagian dataran rendah Yogyakarta masih digenangi air.

3. Daerah Tandus dan Sulit Air

Pada pertengahan tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 99.559 jiwa warga terdampak kekeringan.

Setiap tahun berbagai daerah di Gunungkidul memang rutin mendapat bantuan air bersih dengan menggunakan tangki air.

Hal ini karena tipe pegunungan karst sulit menyimpan air, sehingga dahulu masyarakat hanya memanfaatkan tampungan air hujan yang dibangun di dekat rumah, atau embung di daerah cekungan.

Oleh karena itu pemerintah setempat aktif membuat embung buatan dan juga Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) untuk memenuhi kebutuhan air saat musim kemarau.

4. Fenomena Luweng

Di Gunungkidul banyak ditemui luweng atau lubang sumur yang sangat dalam atau dalam bahasa ilmiah disebut sebagai sinkhole.

Sinkhole atau luweng ini terjadi karena aliran air melarutkan batuan kapur sehingga menimbulkan rongga di bawah tanah.

Rongga tersebut dapat berubah semakin besar dan membentuk goa dengan aliran di bawah tanah.

Apabila bagian atas gua runtuh maka akan terbentuk lubang, mulai diameter kecil seperti sumur hingga diameter sangat besar.

Tidak heran beberapa warga yang menemukan adanya luweng yang tiba-tiba muncul di kebun atau sekitar rumahnya.

5. Tiwul dan Gatot Jadi Kuliner Khas

Tanah yang tandus membuat tak banyak tanaman bisa dibudidayakan di daerah ini.

Salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan adalah singkong dan menjadi makanan pokok penduduk setempat.

Tiwul dan gatot merupakan olahan singkong atau ketela yang sudah dikeringkan dan diolah secara tradisional.

Saat ini varian tiwul dijual dengan berbagai rasa, sementara untuk varian originalnya bisa dikonsumsi bersama dengan gatot.

Panganan ini sekarang masih populer sebagai salah satu oleh-oleh khas Gunungkidul.

6. Kuliner Ekstrem Belalang Goreng

Belalang atau walang dalam bahasa setempat tidak hanya dilihat sebagai hama namun juga serangga yang bisa diolah menjadi lauk pauk.

Masuk dalam kategori makanan ekstrem, belalang menjadi salah satu kuliner khas Gunungkidul.

Belalang diolah dengan cara dibersihkan, dibumbui, dan kemudian digoreng sampai kering.

Sebagai sumber protein, belalang bisa dijadikan lauk atau dimakan begitu saja sebagai makanan ringan.

Rasa Belalang goreng khas Gunungkidul juga ada yang sudah divariasikan dengan berbagai bumbu tabur.

Meski bentuknya banyak membuat orang takut, namun rasa belalang goreng sangat lezat dan hampir mirip dengan udang.

7. Pantai Selatan dengan Karang yang Indah

Gunungkidul dikenal dengan pantai yang cantik dengan tebing dan batu karang yang eksotis.

Meski kebanyakan pantainya tersembunyi, namun pemandangan yang disajikan sangatlah indah.

Tak heran pantai-pantai di Gunungkidul menjadi objek wisata favorit para pelancong dari berbagai daerah.

Beberapa pantai unggulan di Gunungkidul antara lain Pantai Watu Kodok, Pantai Jogan, Telaga Biru Semin, Pantai Indrayanti, Pantai Siung, Pantai Timang, Pantai Nglambor, Pantai Wediombo, Pantai Slili, Pantai Seruni, Pantai Pok Tunggal, Pantai Sadeng, Pantai Wohkudu, Pantai Drini, dan Pantai Ngrenehan.

8. Mitos Pulung Gantung

Pulung Gantung dikenal dengan mitos kemunculan tanda di langit yang membuat seseorang mengambil keputusan untuk bunuh diri.

Masyarakat di Gunungkidul yang diketahui memiliki kasus bunuh diri cukup tinggi mempercayai adanya mitos tersebut.

Hal ini karena sebagian besar kejadian bunuh diri di Gunungkidul memang ditemukan dengan cara menggantung diri.

Konselor kedukaan, Totok S Wiryasaputra dalam seminar kedukaan patologis di Dinas Kesehatan Gunung Kidul tahun 2018 pernah mengungkap bahwa hal ini dipicu rasa duka yang yang tidak diekspresikan atau tertunda, dan ditandai dengan rasa takut berlebihan, depresi hingga halusinasi.

Terlebih kelompok rentan yang mengalami hal ini bisa datang dari berbagai latar belakang, yang sebagian besar masih malu, segan, atau bahkan kesulitan mengakses bantuan psikolog di Puskesmas.

Fenomena ini menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah dan dinas terkait untuk mengedukasi tentang pentingnya mengelola kesehatan jiwa di masyarakat.

Sumber:
repository.ugm.ac.id 
regional.kompas.com 
sains.kompas.com 
tribunnews.com 
nasional.kompas.com 
regional.kompas.com 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/14/135221978/8-fakta-menarik-gunungkidul-ada-kuliner-ekstrem-belalang-goreng-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke