Salin Artikel

Cerita Para Saksi Mata Kecelakaan Maut di Imogiri, Langsung Telepon Polisi hingga Ada yang Kena Pecahan Kaca

Para saksi mata pun mengungkap situasi yang memilukan yang mereka saksikan.

Satu di antaranya adalah Bejo Praptodiharjo (65), seorang juru parkir di obyek wisata Bukit Bego. Ia bahkan mengaku sempat terkena batu dan pecahan lampu bus nahas, GA Trans tersebut.

Bejo bercerita saat kejadian, dirinya sedang bekerja. Tiba-tiba Minggu siang ia mendengar suara cukup keras.

Sebuah batu dan pecahan lampu pun terlempar mengenai kaki kanannya.

“Ini (kaki) agak memar sedikit terkena pecahan lampu dan batu. Jarak saya dengan bus kecelakaan cukup dekat,” ujar Bejo.

Pria 65 tahun itu sempat melihat korban berjatuhan dan bersimbah darah. Namun, tangannya tak kuasa untuk menolong korban.

“Saya lihat korbannya sudah tidak kuat, tidak tega. Suara tangisan dan jeritan terdengar keras. Banyak warga yang kemudian datang menolong,” ujar warga Kedung Buweng, Wukirsari, Imogiri ini.

Bejo sempat memutuskan untuk kembali pulang dan mandi untuk menyegarkan diri. Setelah mandia, ia kembali lagi ke lokasi kejadian.

“Saat itu saya tidak kuat melihat korban, makanya pulang dulu, mandi. Baru naik lagi,” ujarnya.

Saat kembali ke lokasi,, polisi dan relawan sudah mulai mengevakuasi para korban. Ia bercerita sebelum kecelaan bus pariwisata itu, ada juga kendaraan yang nyaris kecelakaan .

“Sebelumnya juga ada yang nyaris kecelakaan, tetapi akhirnya selamat,” ungkapnya.

Barhiah mengaku mendengar suara benturan keras saat kecelakaan maut itu terjadi. Saat mengcek ke jalan, ia melihat kondisi bus bagian depan ringsek.

"Sekitar pukul 13.00 WIB, saya mendengar ada benturan keras, Lalu saya ke luar dan bus itu sudah rusak seperti itu," kata dia ditemui di warung miliknya.

Menurut Bahriah, ia sempat melihat ada satu orang diduga pengemudi sudah keluar dari bus kemudian dan meringkuk tidak sadarkan diri.

"Tidak tahu meninggal atau hidup setelah itu, saya masuk lagi," tutupnya.

Sementara itu, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengungkap keterangan saksi yang berada di dalam bus.

Menurut dia, sebelum kejadian supir tampak panik karena tak bisa mengendalikan kendaraannya.

"Menaiki Bukit Bego kendaraan tidak kuat sehingga sebagian penumpang turun agar kendaraan bisa menaiki tanjakan. Pada saat turunan tersebut kendaraan melaju turun dan tiba-tiba oleng," katanya dalam konfrensi pers di Polres Bantul, Minggu (6/2/2022).

Dari hasil penyelidikan awal, Ihsan menyebut adanya indikasi rem blong.

Ia bercerita saat kecelakaan ia sedang melintas di jalur tersebut. Lalu ia berhenti sejenak untuk memperbaiki mobil yang mogok.

Elko berada di jalur kanan dari arah timur. Sementara bus melaju di jalur kiri. Di depan bus saat itu ada empat sepeda motor dan satu mobil.

"Saya lihat dari atas, sopir berusaha ngerem, sudah bunyi, ces, ces, ces. Kemungkinan enggak nutut (kuat) dia oleng, kecepatan tinggi," katanya, saat ditemui di lokasi kejadian.

“Sudah tak kode untuk ngerem,” tambah dia.

Elko menyaksikan bus bernomor polisi AD 1507 EH itu terseok saat melintasi jalan menurun dari arah timur menuju barat.

"Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Kemudian bagian belakang nabrak tebing. Bagian belakang terbang nabrak tebing. Ada yang terlempar keluar penumpangnya,” jelasnya.

Jarak Elko dengan posisi bus yang terbentur itu sekitar 70 meter. Namun ia menyaksikan dengan jelas dua penumpang terpental keluar ke jalanan, seorang laki-laki dan seorang wanita.

Setelah terlempar, kondisi kedua korban itu sudah tidak sadar.

Elko juga mendengar jelas benturan hebat antara badan bus dengan tebing. Ia lantas lari untuk memastikan kondisi para penumpang bus tersebut.

Rintihan dan jeritan meminta tolong dari penumpang terdengar jelas di telinganya.

Dia tidak berani melihat kondisi di dalam bus. Tubuhnya seketika lemas. Pikirannya panik dan kebingungan.

"Saya hanya menyaksikan dari jarak 20 meter. Tidak berani mendekat," jelasnya.

Setelah menyaksikan detik-detik kejadian pilu itu, ia lantas menelepon temannya. Dia juga menelepon Mapolsek Imogiri untuk segera mengambil tindakan.

Hal tersebut diungkapkan Reza, kerabat korban yang menumpang sebuah mobil yang berada persis di belakang bus.

Rombongan karyawan ini berwisata dengan menumpangi 2 unit bus dan 3 mobil. Bus yang mengalami kecelakaan adalah bus pariwisata yang berada di urutan rombongan nomor 2.

"Posisinya kami dari Puncak Becici mau turun, dan piknik ke Pantai Parangtritis," ucapnya.

Menurutnya, bus tersebut sempat tidak kuat menanjak sehingga para penumpang bus diminta turun terlebih dahulu. Setelah bus berhasil menanjak, penumpang lalu naik lagi ke dalam bus.

“Setelah itu kan turunan. Saat menurun itu tiba-tiba rem bus ngeblong," jelasnya.

Saat bus hendak sampai turunan jalanan dan menabrak tebing Bukit Bego itu, Reza sempat melihat lampu rem bus menyala.

Tapi ternyata bus berwarna hijau putih itu terus melaju tak berhenti.

“Belum hujan itu. Setelah kecelakaan baru (turun) hujan,” tuturnya, saat ditemui di RSUD Panembahan Senopati.

Sementara itu warga setempat, Samadi menjelaskan, lokasi tersebut memang cenderung rawan kecelakaan.

Selama kurang lebih 30 tahun bermukim di sana, berulang kali ia mendapati kendaraan nahas yang tergelincir.

"Tapi ini yang paling parah. Sebelumnya ada korban meninggal dunia juga, tapi cuma tiga, itu sebelum pandemi, sekitar dua tahun lalu," terangnya.

Pria paruh baya itu mengungkapkan, kondisi jalan yang curam membuat pengemudi kendaraan besar seringkali kehilangan kendali saat melintas.

Belum lama, pernah juga sebuah bus menabrak tebing yang sama. Begitu pula dengan mobil penumpang yang celaka di sana. Hanya saja, kerusakan yang dialami hanya ringan.

“Ini paling parah,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul KISAH Saksi Mata Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bantul, Tak Sengaja di TKP

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/08/182800478/cerita-para-saksi-mata-kecelakaan-maut-di-imogiri-langsung-telepon-polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke