Salin Artikel

[POPULER YOGYAKARTA] Prabowo Kunjungi UGM | Pemilik Toko Sewakan Teras untuk PKL Malioboro

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Universitas Gadjah Mada.

Selain itu, berita lainnya adalah seputar relokasi PKL Malioboro dan potret produsen bakmi legendaris di Kota Yogyakarta.

Berikut berita populer Yogyakarta pada Jumat (4/2/2022).

1. Menhan Prabowo kunjungi UGM

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Jumat (4/2/2022).

Dalam kunjungannya, Prabowo menyempatkan diri melihat sejumlah inovasi teknologi karya UGM, seperti drone Palapa S-1 dan Rudal Pasopati.

Prabowo berjanji bakal memesan karya teknologi yang dihasilkan apabila uji coba prototipe berhasil.

"Pasti, pasti kalau memang sudah, saya sudah janji kalau uji coba prototipe-prototipe berhasil, itu kita akan pesan," ujarnya.

Untuk ke depannya, Prabowo berharap agar universitas di Indonesia lebih banyak berinovasi menghasilkan karya-karya teknologi.

Baca selengkapnya: Berkunjung ke UGM, Menhan Prabowo Bakal Pesan Inovasi Teknologi, jika...

Meski sudah direlokasi ke tempat baru, beberapa pedagang kaki lima (PKL) masih ditemukan berjualan di Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad.

Menurutnya, sejumlah PKL ini sengaja menyewa teras depan toko untuk berjualan.

"Toko itu ada pagar luar dan pagar dalam. Kan ada depannya lebih kurang 1 meter itu malah disewakan ke PKL. PKL-nya malah di situ. Itu kan sama saja tidak boleh berjualan sebenarnya," ucapnya, Jumat.

Noviar menjelaskan, timnya sedang mencari pemilik toko yang menyewakan tempatnya untuk PKL.

Ia menambahkan, PKL yang menyewa teras di toko merupakan PKL liar yang tidak terdaftar paguyuban.

Baca selengkapnya: Satpol PP Temukan Pemilik Toko Sewakan Teras untuk PKL Malioboro

Bagi orang-orang yang menggeluti bisnis mi di Yogyakarta, nama Bakmie Ketandan rasanya terdengar familiar.

Meski lokasinya berada di gang, tepatnya di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), para pelanggan tetap setia berdatangan.

Pelanggan Bakmie Ketandan beragam, mulai dari ibu rumah tangga yang membeli mi eceran, hingga pengusaha-pengusaha bakmi Jawa di Kota Yogyakarta.

"Usaha ini dari simbah dari tahun 50-an sudah generasi ketiga, kemarin saat pandemi ya pengaruh saat PPKM itu kan konsumen kami pada jualan malam tutupnya gasik (cepat) ambilnya ya dikurangi," terang Asep, yang merupakan generasi ketiga penerus Bakmie Ketandan, Jumat.

Asep menerangkan, sebagai produsen, Bakmie Ketandan menggunakan resep turun-temurun dari sang kakek perintis pertama Bakmie Ketandan.

Ia juga memastikan bahwa mi buatannya tidak memakai bahan pengawet sama sekali.

Baca selengkapnya: Bakmie Legendaris Yogyakarta, Bakmie Ketandan Bertahan Sejak Tahun 1950

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma; Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Robertus Belarminus)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/05/055500878/-populer-yogyakarta-prabowo-kunjungi-ugm-pemilik-toko-sewakan-teras-untuk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com