Salin Artikel

Puluhan Tahun Jualan di Trotoar, PKL Malioboro Mulai Pindah ke Lokasi Resmi Ini

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selasa 1 Februari 2022 menjadi hari yang bersejarah bagi para pedagang kaki lima (PKL) kawasan Malioboro.

Bagaimana tidak, mereka mulai hari ini menempati lokasi baru yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Puluhan tahun berdagang di trotoar Jalan Malioboro, kini mereka menempati lokasi yang resmi, yakni di Teras Malioboro 1 yang dulunya adalah Gedung Bioskop Indra dan Teras Malioboro 2 yang dulunya merupakan Gedung Dinas Pariwisata.

Mulai pagi hari, mereka mulai memasuki dua lokasi baru ini, Teras Malioboro 2.

Para pedagang mulai mengukur luas tempat yang didapatkan dengan cara undian yang sudah dilakukan sebelumnya. 

Pengukuran luas lahan yang didapat bertujuan membuat meja untuk menjajakan dagangan baru karena di lapak sebelumnya di trotoar Malioboro, mereka menggunakan gerobak yang berukuran cukup besar.

Salah satu pedagang tas di Malioboro, Denni Supriyanto, pagi tadi sudah mendatangi lokasi baru.

Dengan membawa beberapa bilah besi berbagai ukuran, dirinya mulai membuat kerangka meja untuk berjualan dibantu dengan istrinya.

Dirinya resmi pindah mulai hari ini, tetapi hari pertamanya ini digunakan olehnya untuk membuat tempat dagangan.

Ia memilih untuk libur hari ini dan fokus menata lokasi baru miliknya ini.

“Masih lama ini, masih bikin tempat, butuh tripleks. Soalnya ini ada kesempatan liburan bisa buka, tapi sama atasan (ketua paguyuban) gerobak disuruh taruh di Malioboro, tetapi enggak usah buka, terakhir tanggal 7,” kata Denni saat ditemui di Teras Malioboro 2, Selasa (1/2/2022).

Seperti PKL lain, dirinya menyimpan rasa khawatir saat mulai dipindah ke lokasi baru ini karena harus mulai dari awal lagi, mencari pelanggan lagi.

“Babat alas kan, ya pelan-pelanlah,” kata dia.

Dia berharap, dengan relokasi ini, omzet dapat lebih meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya saat berjualan di trotoar Malioboro.

“Omzet enggak mesti, pernah dua hari enggak ada pembeli. Semoga bisa lancar jualan di sini,” ujar dia.

Pedagang lainnya Eko Budiono menempati Teras Malioboro 1, tepatnya di lantai dua.

Dia mulai membawa dagangannya berupa sandal jepit khas Yogyakarta, mulai mencoba lapak baru dengan menjajakan dagangannya.

Sama dengan pedagang lainnya, pada hari ini, dia memilih untuk tidak berjualan terlebih dahulu karena ingin mencoba menjajakan dagangannya di lapak yang baru.

“Mau display barang seperti apa kan masih bingung karena baru pertama. Ini yang dibawa barangnya juga sedikit,” kata dia.

Dia menata dagangannya sejak pukul 09.00 WIB dan menilai lapak yang disediakan sudah cukup bagus.

“Kalau lapak bagus, tetapi lakunya dan ramainya jadi tugas pemerintah untuk mempromosikan,” kata dia.

Di lokasi baru ini dirinya mendapatkan lapak berukuran kurang dari 1 meter, tempat penyimpanan barang dan juga kursi untuk menunggu dagangannya.

Saat membawa barang ke lantai dua, dirinya juga tidak merasa kesulitan karena bisa menggunakan lift.

“Kalau lapaknya ideal itu satu meter, kalau ini kurang dari 1 meter. Cuma ya bagaimana lagi,” ujar pria yang sudah berjualan di Malioboro selama 30 tahun.

Selama berjualan di Malioboro, jika saat musim liburan, ia bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 1 juta dalam waktu satu hari.

Namun, jika di luar musim liburan, lebih kurang omzetnya Rp 500.000.

“Kalau di sini kan belum tahu tambah ramai atau enggak,” kata dia.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta Srie Nurkyatsiwi mengatakan, pindahan tidak bisa dilakukan serentak dilakukan oleh PKL.

“Sudah ada surat edaran dari tanggal 1 sampai 7 tidak boleh ada aktivitas berjualan sepanjang lorong Malioboro, tetapi selama proses gerobaknya di sana enggak apa-apa,” kata dia.

Total PKL yang direlokasi sebanyak 1.836, Di Teras Malioboro 1 ditempati sebanyak 799 PKL, sedangkan sisanya menempati Teras Malioboro 2. 

“Jangan sampai crowded, kan tidak sendiri saat pindahan ada yang mengangkut dan menata,” kata dia.

Mulai hari ini sudah tidak diperbolehkan PKL berjualan di pinggir Jalan Malioboro dan akan ada tim yang terjun ke lokasi menjelaskan kembali kepada PKL yang masih berjualan untuk segera pindah ke lokasi baru.

“Ada tim yang nanti memberikan pemahaman, mungkin ada beberapa PKL yang tahunya relokasi setelah tanggal 7,” kata dia.

Soal keluhan PKL yakni tempat yang sempit, Siwi mengatakan bahwa semua memiliki plus dan minus.

Dia mengatakan, sempitnya lokasi bisa disiasati dengan penataan yang baik oleh pedagang.

“Dari sisi tempatnya legal tidak kehujanan, tidak dikejar-kejar, pasti ada plus minus. Tempat agak menyempit, tetapi fasilitas dipenuhi, legalitas juga ada,” ungkap dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/01/161622078/puluhan-tahun-jualan-di-trotoar-pkl-malioboro-mulai-pindah-ke-lokasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke