Salin Artikel

Rayakan Imlek, Dokter Tionghoa di Kulon Progo Bagi-bagi Kue Keranjang

Lebih dari 80 pegawai, mulai dari dokter, perawat hingga pegawai kantor, mengikuti apel rutin tiap hari Senin. Namun, apel kali ini berbeda dengan Senin di waktu-waktu sebelumnya.

Kepala Puskesmas I Sentolo, Dokter Renny Lo, memimpin apel yang berlangsung singkat.

Ia lantas membagikan pada masing-masing pegawai sebuah paket kecil berisi panganan serba manis. Paling menonjol adalah kue keranjang, manisan berbagai rasa dan kue beras.

Para pegawai Puskesmas itu agaknya sudah hafal panganan itu.

Mereka mengawali dengan mengucap salam sambil menyatukan kepal tangan di dada. Renny lalu memberi satu demi satu paket panganan itu.

Tahun Baru Imlek 2573 jatuh pada Selasa (1/2/2022). Kue keranjang selalu jadi panganan khas menyambut tahun baru di kalangan keluarga Tionghoa.

Panganan itu manis dan agak kenyal. Menurut Renny, kue itu menggambarkan proses perjalanan manusia di tengah tantangan dan kesulitan. Hasil tidak mengkhianati proses.  Ketekunan dan usaha akan berakhir manis.

Hari itu selalu jadi peristiwa besar bagi suku Tionghoa, termasuk dokter Renny.

Ia keturunan Tionghoa asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Keluarga besarnya masih berada di Tasikmalaya.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, ia membagikan panganan khas itu pada pegawai di kantornya.

Kegiatan itu sudah dilakukannya sejak lama, bahkan sebelum bertugas di Kulon Progo.

Kesempatan-kesempatan itu dilakukan sekaligus mengingatkan mereka hidup di tengah keberagaman.

“Ini gambaran ucapan syukur. (Sekaligus) ini sebagai gambaran bahwa budaya Tionghoa yang masih tetap hidup dalam diri saya. Saya harus bisa berbaur dengan teman lain, terlebih sebagai aparatur sipil negara,” kata Renny.

Dokter Renny berkarya sebagai dokter mulai di Tasikmalaya, Bantul, lalu ke Kalimantan Barat.

Ia kemudian ke Kulon Progo sejak 13 tahun lalu. Renny hidup di tengah budaya Jawa, sejak menikah dengan pria asal Kulon Progo.

Namun, kata Renny, ia masih mengajarkan pada anak-anaknya tentang budaya ibu dan keluarganya.

Imlek jadi waktu keluarga berkumpul, makan bersama, saling mengunjungi, dan berbagi terutama pada keluarga kurang mampu.

Hal itu membangkitkan rasa menghargai nilai keluarga, selalu dikenang dan akan terus diajarkan pada anak-anaknya.

“Pesan orangtua bahwa budaya Tionghoa tetap harus diajarkan pada anak cucu. Agar mereka tahu leluhur, apa itu Imlek, belajar apa makna terdalam Imlek. Meski nantinya hidup dalam kultur budaya Jawa. Tapi budaya imlek harus dikenang sebagai penghormatan pada para leluhur,” kata Renny.


Sekadar diketahui, kegiatan suku Tionghoa di Kulon Progo nyaris tidak terdengar. Pasalnya jumlahnya sangat sedikit, bahkan sudah berakulturasi dengan masyarakat setempat.

Berbeda dengan kehidupan masyarakat Kulon Progo di masa lalu, masyarakat suku Tionghoa sangat banyak, setidaknya dilihat dari adanya monumen penanda berbentuk tugu Pagoda yang ada di teteg wetan (pintu kereta api Timur) Kota Wates.

Tugu itu berdiri pada 1931 itu jadi simbol bahwa hubungan Pemerintah Kulon Progo, warga dan warga Tionghoa terjalin kuat di masa lalu.

Kini, jumlahnya makin sedikit dan aktivitasnya nyaris tidak lagi terdengar.

“Kita syukuri. Intinya saya bisa masuk dan bekerja sama dengan semuanya. Kami melebur saja. Saat melebur, kita bisa sama-sama berbuat, membangun dan membawa puskesmas ini mau bawa ke mana dan seterusnya,” kata Renny.

Ditemui terpisah, dokter umum puskesmas, Arum Ermi Wijayanti mengungkapkan, menyukai rasa manis panganan khas Imlek itu. Ia berencana akan makan selagi sambil bekerja.

“Kita ikut senang ikut merayakan. Kebetulan sejak Ibu di sini, kami dapat menu seperti ini. Rasa (panganan ini) manis dan legit. Kebetulan kami orang Jawa cocok untuk makanan dengan rasa yang manis manis,” kata Arum.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/31/154803078/rayakan-imlek-dokter-tionghoa-di-kulon-progo-bagi-bagi-kue-keranjang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke