Salin Artikel

Siswa Terpapar Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta Bertambah, Sekolah Tetapkan PTM 50 Persen

Dengan bertambahnya kasus tersebut sekolah memutuskan untuk menerapkan 50 persen Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Sekolah SMAN 8 Yogyakarta Sri Suyatmi menyampaikan, awal mula ditemukannya siswa terpapar Covid-19 bermula pada satu orang siswa kelas 12 izin tidak bersekolah. 

Belakangan diketahui keluarga siswa itu terpapar Covid-19.

"Kemudian itu dilaporkan ke sekolah pada hari Ahad. Kemudian Senin jadwal skrining maka kemudian kita laporkan ke petugas puskesmas bahwa anak kita ada yang positif," kata Sri saat ditemui di SMAN 8 Yogyakarta, Kamis (27/1/2022).

Setelah itu, Puskesmas Umbulharjo melakukan skrining kembali dan ditemukan sebanyak dua siswa terpapar Covid-19.

"Hasil skrining kita terima di hari Selasa maka kita ambil sikap kelas 12 yang terinfeksi dan kelas 10 itu langsung off, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kemudian kami lapor ke Dikpora (Dinas Pendidikan dan Olahraga) kita juga memberi tahu ke orangtua terkait pemberhentian kegiatan," beber dia.

Untuk sementara waktu PTM 100 persen di SMAN 8 dihentikan untuk sementara waktu, dan menerapkan PTM 50 persen.

Dia menjelaskan, siswa yang terpapar Covid-19 tersebut tidak melakukan kontak erat, karena kelasnya berjauhan.

Puskesmas Umbulharjo berencana melakukan tracing kepada siswa-siswa kelas lain.

"Akan ditracing besok pagi. Tiga orang siswa kondisi sehat. Isoman di rumah. Keluarnya juga melakukan swab PCR untuk memastikan," katanya.


Total seluruh siswa dan guru yang sudah diskrining 128 siswa. Sedangkan besok, yang diskrining sebanyak 34 siswa.

"Dengan kejadian kemarin juga ada orangtua yang langsung PCR dan hasilnya negatif. Jadi orangtua ada kekhawatiran juga jadi mereka mandiri dan menginformasikan, Alhamdulillah negatif," katanya.

Selama penerapan PTM 100 persen SMAN 8 Yogyakarta telah menerapkan protokol kesehatan seperti wajib cuci tangan sebelum masuk kelas, pemindaian kode QR PeduliLindungi, tidak boleh melepas masker saat pelajaran dimulai, hingga menyiapkan satgas Covid-19 yang keliling ke kelas setiap jam istirahat.

Tetapi, Sri mengungkapkan, selama penerapan PTM 100 persen SMAN 8 juga mengalami kendala seperti kesulitan jaga jarak saat di kelas.

"Jaga jarak di ruang kelas kesulitan dan sejak awal kita sampaikan ke anak dan guru yang masuk, dengan satu meja ditempati dua kursi itu jaga jaraknya tidak bisa maksimal 1 meter jadi masker tidak boleh dilepas dan harus mengenakan dan sering pakai hand sanitizer," beber dia.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan aturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri mengatur bahwa PTM dihentikan selama kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Tetapi, sekolah atau daerah bisa menentukan PTM dilanjutkan atau tidak jika kasus positif kurang dari 5 persen atau lebih.

"Dengan kenaikan kasus Covid-19 ini kita minta dilakukan evaluasi. Kalau lokasinya tidak bisa dilakukan protokol kesehatan ketat, bisa disesuaikan kapasitasnya bisa 50 persen, 70 persen. Kan sekolah yang paling tahu kondisinya," kata dia.

"Daerah bisa melakukan kebijakan terkait dengan kemungkinan-kemungkinan supaya tidak terjadi penularan yang lebih masif," imbih dia.

Dijelaskan Aji, satgas di tingkat sekolah diminta untuk membuat analisis yang ada di sekolah di koordinasikan dengan dinas setempat.

Jika tingkat SD hingga SMP satgas bisa berkoordinasi dengan Disdikpora tingkat kabupaten dan kota, dan tingkat SMA koordinasi dengan Disdikpora Provinsi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/27/141159478/siswa-terpapar-covid-19-di-sman-8-yogyakarta-bertambah-sekolah-tetapkan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com