Salin Artikel

Imbas Harga Minyak Goreng Naik, Pelaku UMKM Kuliner Naikkan Harga sampai 40 Persen

Salah satu pembuat roti di Kota Yogyakarta, Yanti, menceritakan sejak harga minyak mulai naik, mau tidak mau agar usahanya tetap berjalan adalah dengan menaikkan harga hingga 40 persen.

Jika harga tidak dinaikkan, maka dia tidak bisa menutup ongkos produksi roti.

"Harga minyak naik sejak November tahun lalu, lalu harga roti yanh saya jual mulai naik pada tanggal 6 Desmeber 2021. Naiknya 40 persen, dari harga Rp 2.000 jadi Rp 2.500," katanya saat ditemui di kegiatan operasi pasar, di Kantor Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, Senin (24/1/2022).

Ia menambahkan dia ikut antre untuk mendapatkan minyak murah seharga Rp 14.000 sedangkan minyak di pasaran menyenruh harga Rp 20.000-an.

Tetapi, minyak yang didapat dari operasi pasar ini ia gunakan untuk kebutuhan pribadi.

Selain jumlah yang dibatasi dia juga belum pernah menggunakan jenis minyak yang dijual melalui operasi pasar.

Ia khawatir jika asal-asalan menggunakan minyak, akan mempengaruhi roti buatannya.

Yanti memproduksi berbagai macam roti seperti pie dan bolu gulung. Dengan kenaikan harga, menurut dia, tidak ada protes dari pelanggannya.

"Pelanggan ya manut-manut saja tidak protes, mereka juga tahu kalau bahan-bahan juga naik harganya," kata dia.

Dari kenaikan harga berdampak pada omzet yang didapat setiap bulannya. Yanti mengaku, omzet bulanannya mengalami penurunan sejak harga minyak naik.

"Omzet turun, turunnya bisa 30 persenan. Tiap bulan biasanya omzet Rp 5 juta," ungkapnya.


Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta mendapatkan jatah minyak goreng sebanyak 6.000 liter dan pada hari ini dilakukan operasi pasar serentak di seluruh kemantren.

"Kami dapat jatah 6.000 liter dari provinsi. Harga tunggal Rp 14.000 single price, digelar sampai selesai ini dulu. Nanti, kita lihat perkembangan kalau di pasar sudah terkondisi kita kurangi," katanya.

Operasi pasar ini menyasar bagi masyarakat Kota Yogyakarta dan juga pelaku UMKM di Kota Yogyakarta.

"Tergantung penggunaan karena ada UMKM yang sekali produksi 6 liter. Kalau pembelian kita batasi satu orang 2 liter," katanya.

Pembeli juga harus mengikuti pendataan yang dilakukan oleh masing-masing kemantren setelah masyarakat didata lalu membayar seharga Rp 14.000 per liter, setelah itu baru antre mengambil minyak.

"Di data usahanya apa atau masyarakat, pendataan di tingkat kemantren dan kelurahan," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/24/130201178/imbas-harga-minyak-goreng-naik-pelaku-umkm-kuliner-naikkan-harga-sampai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke