Salin Artikel

Varian Omicron Terdeteksi di Jateng

KOMPAS.com - Covid-19 varian Omicron terdeteksi di Jawa Tengah (Jateng).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy.

Iqbal mengatakan, terdapat sembilan kasus positif Omicron di Jawa Tengah.

Kasus-kasus positif Omicron itu terdapat di Kota Semarang (6 kasus), Kota Pekalongan (1 kasus), Sukoharjo (1 kasus), dan Cilacap (1 kasus).

Dituturkan Iqbal, saat ini penyelidikan epidemiologi sedang dilakukan.

Di Semarang, empat warga Kota Semarang dan dua warga luar kota terkonfirmasi terpapar Omicron.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menjelaskan, empat warga Semarang yang terpapar Omicron merupakan satu keluarga.

Keempat anggota keluarga tersebut sudah dinyatakan sembuh.

“Tanggal 13 Januari dua orang sudah negatif, sisanya dua, tanggal 18 kemarin sudah negatif semuanya sudah sembuh empat-empatnya,” ucapnya, Jumat (21/1/2022).

Hakam menerangkan, empat anggota keluarga yang terinfeksi Omicron itu sudah menjalani vaksinasi Covid-19.

"Bahkan, empat juga sudah dalam kondisi divaksin termasuk anak yang berusia 7 tahun. Kini mereka sudah sembuh dan dinyatakan negatif," ujarnya.

Empat anggota keluarga itu diketahui terpapar Omicron berdasarkan pengambilan sampel whole genome sequencing (WGS) kepada 25 orang.

"Pagi tadi dikabari provinsi, dari 25 sampel WGS yang dikirim (ke laboratorium) ditemukan ada empat orang positif Covid-19 varian Omicron dan sisanya varian Delta," ungkapnya, Jumat.


Kronologi penularan Omicron dalam keluarga tersebut bermula dari adanya salah seorang anggota keluarga yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Dia kemudian menjalani karantina selama tujuh hari di Wisma Atlet, Jakarta.

"Jadi, kalau kita bicara kronologi, kasusnya impor karena dari luar negeri. Pada 31 Desember 2021 sudah menjalani tes swab PCR sebanyak dua kali yang hasilnya negatif Covid-19. Namun, sehari sebelum kepulangan sempat merasakan demam," papar Hakam.

Karena merasa tidak enak badan setibanya di Semarang, ia lantas menjalani tes swab PCR ulang pada 1 Januari 2021.

Pada 3 Januari 2021 hasil tesnya dinyatakan positif Covid-19. Lalu, pada 5 Januari, dia melapor ke puskesmas.

"Kami tindaklanjuti karena hasil CT Value-nya di bawah 30, kita ambil WGS dan baru tadi pagi itu hasilnya positif Omicron," beber Hakam.

Dinas Kesehatan (Dinkes) lantas melakukan penelusuran lini pertama terhadap istri, anak, dan kakak dari pasien tersebut.

“Dari kasus yang berasal dari luar negeri (Asia Tenggara) ternyata lini pertamanya, mulai istri, anak, kakaknya positif. Makanya, tadi saya bilang ada empat,” terang Hakam.

Dinkes, kata Hakam, juga sudah melakukan penelusuran lini kedua dan ketiga. Hasilnya diketahui negatif.

Adapun dua orang warga luar kota yang terinfeksi Omicron, saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara dan RS Elisabeth Semarang.

“Yang di Bhayangkara dia sengaja berobat ke Kota Semarang, Omicron. Elisabeth juga KTP luar kota, tapi domisilinya di Kota Semarang," sebutnya.

Di Kota Pekalongan, terdapat satu kasus terkonfirmasi Omicron.

Menurut Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, pasien tersebut sudah sembuh.

Pria yang kerap disapa Aaf tersebut menambahkan, kejadian ini sudah terjadi lebih dari dua minggu.

Aaf menceritakan kronologi pasien tersebut terpapar Omicron. Awalnya, pria itu sempat kedatangan tamu dari Bekasi, Jawa Barat.

Setelah tamu tersebut pulang ke Bekasi, tamu itu merasakan sakit. Hasil tes menunjukkan bahwa dia positif Covid-19.

"Nah yang di Pekalongan dilakukan tracing, dari satu keluarga yang positif satu orang. Jenis kelamin laki-laki umur 18 tahun," ungkap Aaf, dikutip dari Tribun Jateng, Jumat (21/1/2022).

Warga Pekalongan itu kemudian diisolasi.

Akan tetapi, terang Aaf, waktu itu pihaknya belum mengetahui apakah pasien itu terinfeksi varian Omicron atau bukan.

"Setelah dicek, keluar hasilnya dan itu varian Omicron. Pas hasilnya keluar, alhamdulillah pasien sudah sembuh," tandasnya. 

Aaf menuturkan, pasien positif Omicron tersebut sudah divaksin sebanyak dua kali.

"Pasien yang terpapar positif Omicron itu tidak mempunyai gejala apa-apa dan pasien itu sudah vaksin dua kali. Imunnya masih bagus, alhamdulillah sudah sembuh," imbuhnya.

Di Sukoharjo, terdapat seorang warga yang sempat terpapar varian Omicron.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Yunia Wahdiyati menyampaikan, kasus itu terjadi pada akhir tahun 2021.

Pasien tersebut diketahui terinfeksi Omicron usai DKK menerima hasil tes WGS belum lama ini.

Saat ini, kata Yunia, pasien Omicron itu sudah sembuh.

“Ini kasus lampau (Desember 2021), namun hasil WGS-nya baru jadi hari ini. Artinya pasien tersebut saat ini sudah sembuh,” jelasnya, dikutip dari Antara, Jumat (21/1/2022).

Mengenai riwayat perjalanan pasien Omicron tersebut, Yunia tidak menuturkan secara detail.

Hanya saja, si pasien dipastikan memiliki riwayat perjalanan dari daerah terkonfirmasi varian Omciron.

Yunia menambahkan, berdasarkan hasil pelacakan, dua anggota keluarga inti pasien tersebut telah menjalani tes usap. Hasilnya negatif Covid-19.

Dia menyatakan, saat ini di Sukoharjo baru ditemukan satu kasus varian Omicron.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap supaya masyarakat tidak panik dengan munculnya varian Omicron di Indonesia.

"Omicron itu sudah masuk ke Indonesia dan sudah juga terjadi transmisi lokal. Jadi tidak hanya impor, dan di seluruh dunia memang Omicron itu cirinya naiknya cepat dan naiknya tinggi. Jadi karena masuk, kita harus siap-siap. Jadi teman-teman tidak usah panik, tidak usah khawatir," paparnya sewaktu mengunjungi SD Muhammadiyah Jogodayoh, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/1/2022).

Budi mengatakan, meski penularan Omicron cepat, tetapi tingkat kesembuhan juga cepat.

"Catatan satu lagi, selain naik cepat dan naiknya tinggi, turunnya juga cepat, dan yang dirawat di rumah sakit jauh lebih rendah," ujarnya.

Selain itu, ungkap Budi, jika melihat situasi di sejumlah negara, tingkat keparahan akibat varian Omicron masih lebih rendah dibanding Delta.

"Yang masuk di rumah sakit kan itu tadi, cuma 30 persen dari (varian) Delta. Yang wafat cuma 1 atau 2 persen di bawah dari Delta. Jadi rendah sekali sebenarnya," ucapnya.

Dikatakan Budi, lonjakan kasus akibat varian baru diperkirakan terjadi antara akhir Februari atau awal Maret 2022.

Oleh karena itu, demi melakukan pencegahan dan terciptanya kekebalan kelompok, Menkes mendorong percepatan vaksinasi Covid-19.

"Yang paling penting vaksinasi mesti cepat. Kalau sudah vaksinasi sudah ada daya tahan tubuhnya, kalau dia kena, dia ngelawan balik," terangnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia; Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Robertus Belarminus, Ardi Priyatno Utomo), Antara

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: 1 Warga Pekalongan Positif Virus Corona Omicron, Ini Penjelasan Wali Kota

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/22/071000278/varian-omicron-terdeteksi-di-jateng

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com