Salin Artikel

Menkes Budi Terharu Saat Kunjungi Vaksinasi di Bantul, Ada Apa?

Kepada Budi, Halim mengatakan, ada warga yang menolak divaksin karena alasan ideologis. Namun, menurutnya, tantangan itu bisa diatasi salah satunya berkat kerja sama dengan ormas keagamaan.

Cerita itu diutarakan saat mendampingi Menkes di SD Muhammadiyah Jogodayoh, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, Jumat (21/1/2022).

"Kita juga menjemput komunitas atau orang-orang yang menolak divaksinasi karena alasan ideologis. Jadi kalau yang ini alasan fisik, kemudian ada kelompok yang menolak karena alasan ideologis. Itu pun kita jemput," kata Halim.

Halim mengatakan, Pemkab Bantul meminta bantuan ormas keagamaan NU dan Muhammadiyah untuk merayu mereka yang menolak.

Kedua ormas ini juga memiliki ambulans untuk menjemput mereka.

"Dengan rayuan dan jaminan dari pemerintah bahwa vaksin ini halal aman. Akhirnya kelompok-kelompok yang menolak vaksinasi ini akhirnya mau divaksin, dan ini akan mempercepat capaian vaksinasi," kata Halim.

Adapun penolakan karena masalah idiologis sempat terjadi di beberapa wilayah, seperti Kapanewon Sewon, Kasihan, dan Banguntapan.

Namun, akhirnya bisa diatasi dengan cara dijemput beberapa waktu lalu.

Selain idiologis, pihaknya juga melakukan penjemputan kepada lansia dengan cara drive thru.

"Orang-orang yang punya hambatan fisik itu kita jemput. Jadi melalui drive thru akan mempercepat capaian vaksinasi untuk lansia," kata Halim.

Menkes Budi terharu

Sementara Menkes Budi Gunadi Sadikin mengaprersiasi langkah yang dilakukan oleh Pemkab dan masyarakat Bantul.

"Saya sudah mau datang tetapi baru sempet sekarang. Kenapa saya mau datang karena ini kegiatan pemberdayaan masyarakat," kata Budi.

Dikatakannya, capaian vaksinasi di Indonesia sekitar 300 juta penduduk atau nomor 4 di dunia, hal ini karena dikerjakan semua komponen masyarakat.

"Nah saya lihat beberapa komponen-komponen rakyat yang semangat melakukannya (menggelar vaksinasi) salah satunya di sini. Sudah janji sudah lama cepet-cepat hadir saja," kata Budi

"Jadi hari ini saya datang saya terharu," lanjut dia.

Budi mengapresiasi langkah yang dilakukan dengan menjemput lansia untuk disuntik vaksin.

"Di sini saya lihat sampai diangkut sendiri ada yang pakai motor ada yang pakai ambulans. Jadi terharu deh. Saya ucapin selamat ke kepala puskesmas ke ibu lurah ke pak bupati," ucap dia.

Ada vaksinasi jimpitan di Bantul

Penggagas Vaksinasi Jimpitan, dr Tarsisius Glory mengatakan, di Bantul ada vaksinasi jimpitan atau vaksinasi massal di Kalurahan yang lama bergulir.

Salah satunya didukung gerakan SONJO. Adapun SONJO dalam bahasa jawa berarti silaturahim dan khusus untuk gerakan kemanusiaan ini, SONJO adalah singkatan dari Sambatan Jogja.

"Kenapa itu kok ada nama jimpitan ya karena seluruh biaya vaksinasi berasal dari donasi atau jimpitan yang dikelola oleh SONJO," kata Glory.

Kepala Puskesmas Bambanglipuro ini menyebut, donatur tersebut berasal dari berbagai kalangan.

"Sementara untuk petugas yang terlibat dalam vaksinasi semuanya gotong-royong. Vaksin jimpitan ini sudah diterapkan sampai luar DIY seperti Magelang," ucap Glory.

vaksinasi jimpitan ini melibatkan Puskesmas, Kapanewon, Kalurahan, Pedukuhan, RT, hingga relawan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/21/135635378/menkes-budi-terharu-saat-kunjungi-vaksinasi-di-bantul-ada-apa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com