Salin Artikel

Benarkah Ki Ageng Selo Bisa Menangkap Petir?

Nama-nama itu antara lain Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Mataram Islam.

Ada pula nama-nama lain seperti Ki Ageng Pemanahan (ayah Sutawijaya), Ki Juru Martani, dan Ki Panjawi.

Ketiganya juga dikenal dengan sebutan Three Musketeers from Mataram, atau tiga serangkai dari Mataram.

Di samping mereka bertiga juga dikenal nama besar lain yang disebut sebagai guru spiritual sekaligus leluhur Mataram Islam. Dia bernama Ki Ageng Selo.

Selain guru bagi ketiganya, Ki Ageng Selo juga guru bagi Mas Karebet alias Jaka Tingkir, alias Sultan Hadiwijaya, sosok pendiri Kesultanan Pajang.

Dalam buku Babad Tanah Jawi versi Olthof (1941) disebutkan bahwa Ki Ageng Sela masih keturunan dari Prabu Brawijaya dari Majapahit.

Dijelaskan, Prabu Brawijaya melalui pernikahannya dengan putri Wandan Kuning melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Bondan Kejawen.

Berdasarkan ramalan, Bondan Kejawen disebut-sebut bakal berperan dalam keruntuhan Kerajaan Majapahit. Maka, sang Prabu lantas menitipkannya kepada Ki Ageng Tarub.

Oleh Ki Ageng Tarub, nama Bondan Kejawen diganti menjadi Lembu Peteng. Ki Ageng juga mengajari ajaran Islam dan ilmu kesaktian kepada Lembu Peteng.

Lembu Peteng lantas dinikahkan dengan putri Ki Ageng Tarub yang bernama Dewi Nawangsih.

Setelah pernikahan ini, Ki Ageng Tarub meninggal sehingga Lembu Peteng didaulat menjadi Ki Ageng Tarub II.

Lembu Peteng dan Dewi Nawangsih kemudian dikaruniai dua orang putra dan putri yang diberi bernama Ki Ageng Getas Pandawa dan Nyai Ageng Ngerang.

Setelah dewasa, Ki Ageng Getas Pendawa menikah dan memiliki tujuh anak, yaitu Ki Ageng Selo, Nyai Ageng Pakis, Nyai Ageng Purna, Nyai Ageng Kare, Nyai Ageng Wanglu, Nyai Ageng Bokong, dan Nyai ageng Adibaya.

Ki Ageng Sela memiliki beberapa anak, di antaranya Ki Ageng Enis, Nyai Ageng Saba, dan lainnya.

Ki Ageng Enis memiliki anak salah satunya Ki Pemanahan, ayah Panembahan Senapati yang merupakan raja pertama Mataram Islam. Sementara dari Nyai Ageng Saba lahir Ki Juru Martani.

Dari sini dapat dikatakan bahwa Ki Ageng Selo merupakan leluhur raja-raja Mataram Islam.

Salah satu kesaktiaannya adalah saat Ki Ageng Selo berhasil menangkap petir.

Alkisah suatu hari Ki Ageng Selo sedang menggarap sawah. Namun saat itu cuaca kurang bersahabat karena mendung.

Baru beberapa cangkulan, hujan pun turun disertai petir. Kilatan petir itu lantas ditangkap oleh Ki Ageng dan tidak dilepas meski suaranya menggelegar.

Berikutnya, petir yang ditangkap Ki Ageng Selo itu dibawa menghadap ke Sultan Demak. Sultan lantas memerintahkan agar petir atau bledeg itu digambar.

Sultan juga menitahkan agar jangan ada yang menyiramkan air ke arah petir tangkapan Ki Ageng Selo itu.

Ki Ageng Selo pun membawa bledeg itu ke tengah alun-alun kota untuk digambar di sana. Ki Ageng meminta masyarakat untuk tidak mendekat.

Singkat cerita, saat Ki Ageng baru menggambar kepalanya, tiba-tiba ada seorang wanita mendekat dan langsung menyiramkan air ke arah bledeg itu.

Tindakan wanita itu menimbulkan ledakan keras. Berikutnya, bledeg dan wanita yang menyiramnya lantas lenyap.

Gambaran kepala petir itu dipercaya sebagai ornamen pada pintu utama Masjid Agung Demak.

Hingga kini, pintu itu dikenal dengan nama Pintu Petir atau Lawang Bledeg yang diyakini bisa menangkal petir.

Sumber:
Olthof (1941), Babad Tanah Jawi, Hal. 43-58.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/13/140708178/benarkah-ki-ageng-selo-bisa-menangkap-petir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke