Salin Artikel

Wisatawan yang Hilang Ditemukan Tewas Sekitar 1 Kilometer dari Muara Sungai Pantai Glagah

Bocah malang itu satu dari empat wisatawan yang terseret arus sungai saat piknik di Pantai Glagah, Rabu (5/1/2022). Dengan ditemukannya Radinka, berarti korban meninggal dunia dalam tragedi ini menjadi dua orang. Dua lainnya selamat.

“Korban ditemukan di Sungai Serang sebelah Timur dermaga wisata,” kata Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto melalui pesan singkat, Kamis (6/1/2022).

Pipit mengungkap, seorang pemancing di tepi sungai mengabarkan benda mencurigakan mengapung di air. Lokasinya sekitar 200 meter dari jembatan besar. Pemancing ini melaporkan temuannya ke pegawai penjualan karcis pintu masuk komplek Pantai Glagah.

Informasi mengalir ke semua tim evakuasi, lalu menuju ke sebelah Timur dermaga wisata Glagah.

Mereka akhirnya bisa mengevakuasi korban pukul 11.30 WIB. Korban dipastikan adalah Radinka, wisatawan hilang sejak kemarin.

“Jenazah langsung dibawa ke RSUD Wates dengan armada ambulans,” kata Pipit.

Pipit mengungkapkan, operasi pencarian sudah berlangsung sejak pukul 06.00 WIB, usai apel. Tim menyisir perairan lewat darat maupun sungai. Mereka mencari di tikungan muara sungai, juga di antara pemecah ombak.

Alhasil, korban bisa ditemukan kurang dari 24 jam. “Ditemukan satu kilometer dari lokasi dia hilang,” kata Pipit.

Kasus wisatawan terseret arus sungai kerap terjadi di muara Sungai Serang. Sungai ini bermuara di sebelah Timur Pantai Glagah, Kapanewon Temon. Sisi kanan dan kiri muara adalah pemecah ombak.

Air muara tidak menentu, mengikuti pasang surut. Wisatawan yang belum kenal benar kawasan itu, kerap nekat menyeberang dari pemecah ombak satu ke sisi lain dari muara, dengan jalan kaki.

Petugas yang mengingatkan sering tidak diindahkan. Karena itu, peristiwa seperti Radinka pernah terjadi sebelumnya.

Korban kali ini bagian dari rombongan wisatawan sejumlah 15 orang asal Boyolali, Jawa Tengah. Empat orang di antaranya nekat menyeberang muara lalu terseret arus, Rabu (5/1/2022), sekitar pukul 17.30 WIB.

Mereka masih satu keluarga, yakni Ismandi (47), Fatih Deandra Auliaska (16), Zulfa Ulil Absa (16) dan Radinka.

Ismadi dan Zulfa berhasil selamat. Fatih bisa ditemukan Rabu itu meski dalam kondisi tewas, sedangkan Radinka hilang. Bocah ini baru ditemukan hari ini.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/06/152328578/wisatawan-yang-hilang-ditemukan-tewas-sekitar-1-kilometer-dari-muara

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com