Salin Artikel

4 Pemuda Aniaya ODGJ Karena Kesal, Awalnya Ingin Membantu

KULON PROGO, KOMPAS.com - Polres Kulon Progo mengamankan empat orang pemuda terkait penganiayaan terhadap Farid Maruf (23), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Empat orang yang diamankan itu adalah FD (22) warga Desa Purwosari, BS (24) warga Desa Purwosari, HPN (30) warga Desa Balaidono, Kabupaten Purworejo dan WLU (21) warga Purwodadi.

"Kami telah mengamankan empat pelaku penganiayaan itu," kata Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana melalui pesan singkatnya, Rabu (29/12/2021).

Jeffry mengatakan, keempat orang yang diamankan itu mengakui telah menganiaya korban yang merupakan warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen.

Korban dianiaya hingga mengalami luka serius di wajahnya.

Kepada polisi, keempat pelaku mengaku awalnya ingin membantu korban yang belakangan diketahui merupakan ODGJ.

Korban saat itu sedang berjalan sendirian di jalan raya yang menghubungkan Purworejo dan Yogyakarta. Korban mengaku sedang kehabisan bensin dan tidak punya uang sehingga meninggalkan motornya di dekat SPBU.

Keempat pelaku itu lantas berkeinginan untuk membelikan korban bensin serta mengantarnya ke lokasi motor yang disebutkan korban. Salah satu dari pelaku membonceng korban.

Dalam perjalanan, pelaku merasa kesal karena keterangan dari korban berubah-ubah.

Para pelaku marah dan memutuskan membawa korban ke jalan yang ada di Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di lokasi itu, mereka menganiaya korban dan meninggalkannya.

"Mereka mengakui telah menganiaya korban, masing-masing pelaku memukul bagian wajah korban dengan tangan kosong," kata Jeffry.

Keberadaan korban diketahui oleh warga dan dibawa ke Polsek Temon pada Senin (27/12/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.


Korban yang dalam kondisi luka lebam di wajahnya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.

Polisi menyelidiki kasus tersebut dengan mengamankan sejumlah rekaman CCTV di lokasi kejadian. Polisi juga meminta keterangan dari beberapa saksi. Dari hasil penyelidikan itu, polisi menemukan empat pelaku yang saat ini sudah diamankan.

Korban masih jalani perawatan di RSJ

Tidak hanya itu, polisi juga menemukan keluarga korban di Kebumen. Jeffry mengatakan, orangtua korban mengakui bahwa anaknya sedang mengidap gangguan jiwa dan masih menjalani perawatan di RSJ Magelang sejak 2018.

Selama dalam masa perawatan itu, korban sudah berulang kali pergi dari rumah dan menyebabkan persoalan serupa.

"Korban belum mau membuat laporan ke Polsek Temon berkait perkara itu,” kata Jeffry.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/29/105606778/4-pemuda-aniaya-odgj-karena-kesal-awalnya-ingin-membantu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com