Salin Artikel

Pemkot Yogyakarta Relokasi Makam untuk Dijadikan Ruang Terbuka Hijau

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, relokasi makam dilakukan karena pemkot mendapatkan laporan masyarakat bahwa makam tersebut tidak ada penambahan karena sudah penuh.

"Kita sudah ketemu dengan ahli waris sekitar 175 orang. Kemudian kita sudah mulai pemindahan, mau dipindah ke mana terserah keluarga dan itu yang membiayai semua Pemkot Yogyakarta," kata dia, Selasa (6/12/2021).

Lanjut dia, pemindahan makam juga sesuai dengan kehendak para ahli waris mau dipindahkan ke lokasi manapun.

"Ada yang pindah ke Bantul, ada yang tetap di Kota Yogyakarta, semua sesuai permintaan keluarga," ujar dia.

Namun, dia juga mengakui bahwa hingga sekarang Pemkot juga masih kesulitan mencari ahli waris beberapa makam. Tetapi, menurut Heroe semua makam di Jopraban Wirobrajan telah diidentifikasi.

"Tapi masih ada banyak makam yang sampai sekarang kita belum ketemu ahli warisnya.  Semua sudah kita identifikasi, foto dan video secara drone. Kemudian kita petakan makamnya mana saja, supaya kalo ahli warisnya datang itu bisa tau oh dulu makamnya di sini, pindahnya ke sini," katanya.

Ia mengungkapkan makam Jopraban akan diganti dengan pembangunan RTHP lantaran selama ini banyak aduan drai masyarakat sekitar, bahwa makam digunakan sebagai lokasi kegiatan yang tidak negatif.

"Jadi, karena memang sudah lama dan seringkali digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bagi masyarajat tidak menguntungkan dan sekarang bangunan depan sudah kita robohkan, ke depan akan kita buat RTHP dan kegiatan masyarakat lainnya," ujarnya.

Lanjut dia, masyarakat menghendaki kawasan itu digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan sebagian untuk bangunan atau balai pertemuan untuk para warga masyarakat sekitar.

Selain itu, masyarakat juga mengusulkan agar lokasi Makam Jopraban untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Mereka menghendaki untuk RTHP dan bangunan semacam balai pertemuan, ada usulan juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat," kata dia.

Ia mengeklaim selama pemindahan makam tidak terjadi penolakan dari warga. Justru yang meminta pembangunan RTHP adalah warga.

"Tidak ada penolakan, karena yang minta itu warga. Apalagi makamnya sudah tidak ada penambahan lagi, sudah penuh," ucapnya.

Pemkot menargetkan pada akhir tahun pemindahan makam sudah dapat diselesaikan. Namun, dalam pemindahan juga menemukan beberapa kendala seperti batu-batu nisan yang besar dan berat.

"Akhir tahun ini harapan kami sudah selesai pemindahannya. Makanya sekarang kita monitor, karena nisannya masih banyak yg batu-batu hitam besar itu. Totalnya ada 300an makam dan yang sudah ketemu 175," pungkas dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/07/193325978/pemkot-yogyakarta-relokasi-makam-untuk-dijadikan-ruang-terbuka-hijau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke