Salin Artikel

Asal-usul Baturraden, dari Legenda Suta Pejaga Kuda Raja hingga Kebun Raya yang Diinisiasi oleh Megawati

Kebun raya Baturraden berada dekat dengan lokawisata Baturraden dan Bumi Perkemahan Baturraden yang sudah ada leih dahulu.

Dukutip dari lipi.go.id, pembangunan Kebun Raya Baturraden dirintis sejak tahun 2001.

Dijelaskan jika kebun raya di Baturraden tersebut adalah wujud inspirasi dari Megawati Soekarno Putri yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Kala itu sekitar tahun 2000, Megawati berkunjung untuk menutup acara Jambore Nasional di Baturraden.

Kepada Gubernur Jawa Tengah yang dijabat oleh H Mardiyanto, Megawati mengingatkan jika Jawa Tengah adalah satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang belum memiliki kebun raya.

AKhirnya Kebun Raya Baturraden pun mulai dirintis. Total keseluruhan Kebun Raya Baturraden seluas 143,5 hektar dan terletak di kawasa Wana Wisata Perum Perhutani.

Di kawasan tersebut terdapat perkebunan pinus, damar, rasamala, serta beberapa jenis rotan seperti sisipan.

Selain itu, Kebun Raya Baturraden juga telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi ex situ untuk flora pegunungan Jawa.

Diceritakan ada seorang pelayan yang betugas menjaga kuda-kuda milik raja. Namnya adalah Suta. Suatu hari saat Suta berjalan di dekat danau dan ia mendengr jeritan seorang perempuan.

Ia pun mencari sumber suara dan menemukan putri raja yang ketakutan karena ada ular raksasa di depannya.

Suta sebenarnya juga takut. Namun ia lebih khawatir dengan keselamatan sang putri. Ia pun segera memukul ular tersebut tepat di kepalanya dengan tongkat besar.

Ular itu pun mati. Suta dan san putri pun berkenalan dan mereka semakin dekat hingga akhirnya jatuh cinta.

Suatu hari, sang putri meminta Suta menghadap ayahnya untuk meminta izin menikahi dirinya.

Mengetahui hal tersebut, sang raja marah besar. Suta lalu dipenjara karena berani meminta menikah dengan sang putri.

Di dalam penjara, Suta tak diberi makan dan minum. Dibantu sang putri, ia berhasil kabur dari penjara

Mereka berdua kemudian pergi meninggalkan istana dan tinggal di dekat sungai. Suta pun menikahi sang putri dan mereka hidup bahagia.

Tempat Suta dan sang putri tinggal kini dikenal dengan nama Baturraden. Berasal dari kata batur yang berarti pelayan dan raden yang berarti mulia.

Lokasi tersebut saat ini berada di bawah kaki Gunung Slamet.

Kebun tersebut diresmikan oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarno Putri didampingi Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya.

Kebun raya ini diproyeksikan menjadi sumber bagi semua tanaman flora di Pulau Jawa.

Sejumlah taman juga telah dibangun, seperti taman paku-pakuan, taman obat, hingga taman tematik 'flora of java.'

Kebun ini juga nanti berfungi untuk penanaman dan pemeliharaan koleksi tanaman lain.

"Taman ini dibuka untuk umum, siapapun bisa melihat. Dari luasan 143,5 hektar, baru 11 persen yang dikelola secara intensif," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar di Purwokerto, Sabtu (19/12/2015).

Selain flora, sejumlah fasilitas pendukng juga dibangun, diantaranya rumah kaca, rumah kompos, rumah anggrek, tempat pembibitan, gazebo, rumah dinas.

Lokasi Kebun Raya Baturraden yang berada di kaki Gunung Slamet sebelah selatan.

Berjarak kurang lebih 17 km dari kota Purwokerto dan sekitar 2 km setelah pintu gerbang Wana Wisata Baturraden.

Waktu yang diperlukan dari kota sampai KR Baturraden sekitar 30 sampai 45 menit. Selain Kebun Raya Baturraden pengunjung juga bisa menikmati pemandian air panas.

Dalam ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu, Baturraden harus mengakui keunggulan dataran tinggi Suligi Hill Kabupaten Rokan Hulu yang menjadi juara 1.

Dalam ajang tersebut terdapat 18 kategori antara lain makanan tradisional terpopuler, minuman tradisional terpopuler, promosi wisata halal populer, wisata air terpopuler, destinasi kreatif terpopuler dan surga tersembunyi terpopuler.

SUMBER: KOMPAS.com, lipi.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/03/09/135300178/asal-usul-baturraden-dari-legenda-suta-pejaga-kuda-raja-hingga-kebun-raya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke