Salin Artikel

Sejarah Berdirinya Pasar Beringharjo Yogyakarta, Berawal dari Hutan Beringin, Resmi Dibangun Tahun 1925

Pasar tersebut berada di jantung Kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Pabringan No 1 di ujung selatan Jalan Malioboro dan berdekatan dengan Benteng Vredeburg serta Taman Budaya.

Berada di pusat kota, tak heran jika pasar ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Salah satunya adalah untuk wisata kuliner dan berbelanja batik.

Wilayah tersebut kemudian menjadi tempat transaksi ekonomi setelah Kesultanan Ngayogyakarta berdiri pada tahun 1758.

Ratusan tahun kemudian pihak keraton membangun sebuah pasar di wilayah tersebut.

Lalu pada 24 Maret 1925, keraton menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton India Belanda) untuk membangun 11 kios untuk los-los di pasar tersebut.

Pada akhir Agustus 1925, sudah ada 11 kios yang diselesaikan di wilayah tersebut.

Kala itu beliau meminta agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat menggunakan bahasa Jawa.

Nama Beringharjo digunakan karena daerah tersebut awalnya adalah hutan beringin (bering).

Sementara kata harjo berarti kesejahteraan. Sehingga diharapkan Pasar Beringharjo memebawa kesejahteran. Selain itu beringin juga menjadi simbol kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.

Bangunan Pasar Beringharjo adalah perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa.

Pasar tersebut terbagi dua yakni bagian barat dan timur. Di bagian timur terdiri dari tiga lantai

Sementara di bagian barat terdapat bangunan utama yang terdiri dari dua lantai. Selain itu ada pintu masuk utama pasar yang menghadap ke Jalan Malioboro.

Di pintu gerbang tersebut tertulis Pasar Beringharjo dengan aksara latin dan aksara Jawa.

Selain itu juga cukup mudah ditemukan makanan khas Yogyakarta seperti cincau hijau, empal, baceman, terik, dan kecik.

Ada juga satu los yang khusus menjual makanan angkringan seperti mi ayam, mi kocok, atau nas rames. Jika beruntung, pengunjung juga bisa memesan sate gajih yang penjualnya tinggal segelintir di pasar tersebut.

Sedangkan di bagian depan pasar, berderet penjual pecel kembang turi. Atau penjual makanan kecil seperti bakpia, geplak, krasikan serta cemilan lainnya.

Hingga saat ini, Pasar Beringharjo menjadi pusat makanan dan jajanan di Yogyakarta yang tak pernah sepi oleh pengunjung.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/03/06/163000778/sejarah-berdirinya-pasar-beringharjo-yogyakarta-berawal-dari-hutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke