Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh di DIY Sebut Butuh Ratusan Tahun untuk Beli Rumah Pakai Tapera

Kompas.com - 06/06/2024, 10:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Buruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut perlu ratusan tahun menggunakan skema Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) untuk mendapatkan rumah di Yogyakarta.

Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY, Irsyad Ade Irawan mencontohkan, jika buruh bekerja selama 24 tahun maka taperanya hanya mendapatkan Rp 24 juta. Sebagai informasi harga rumah subsidi di DIY saat ini sekitar Rp 160 juta.

Baca juga: Tolak Tapera, Buruh di Yogyakarta: Tabungan Penderitaan Rakyat

"Makanya kalau misalnya 24 tahun itu cuma bisa sekitar Rp 24 sampai Rp 25 juta itu perlu ratusan tahun misalnya untuk bisa mengakses (rumah) dari tapera," ujar dia, Kamis (6/6/2024).

"Sehingga kemudian problem mendasar selain yang kami bicarakan tadi adalah harus ada revisi undang-undang ketenagakerjaan," imbuhnya.

Menurut dia dengan adanya revisi undang-undang ketenagakerjaan dinilai mampu menjamin buruh untuk mendapatkan upah layak. Sehingga dapat menjangkau program subsidi rumah bagi masyarakat atau buruh.

"Jadi pertama yang paling penting karena ada situasi kondisi yang tidak memungkinkan situasi dan kondisi apa yang tidak memungkinkan satu adalah upah buruh yang sangat murah, kemudian harga tanah yang mahal maka tabungan tapera itu tidak masuk akal," ucapnya.

Lanjut Irsyad program paling memungkinkan adalah dengan menaikkan upah buruh terlebih dahulu secara signifikan. Kemudian, membangun perumahan subsidi bagi buruh.

Sebelumnya, Sejumlah buruh menggeruduk kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kedatangan buruh kali ini untuk menyampaikan aspirasinya yakni menolak Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

"Hari ini adalah aksi dan audiensi dengan dua isu yang utama, pertama adalah soal tabungan penderitaan rakyat," ujar Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY Irsyad Ade Irawan, Kamis (6/6/2024).

Baca juga: Apindo Jabar: Tapera Beratkan Pelaku Usaha Maupun Pekerja

Ia menggunakan istilah penderitaan rakyat karena program Tapera dinilai tidak akan berguna bagi buruh. Walaupun, setiap bulan buruh membayar iuran Tapera tetapi tidak ada jaminan pasti buruh mendapatkan rumah.

"Kita mengiur (bayar iuran) sudah pasti dipotong setiap bulan tapi jaminan untuk mendapatkan rumah itu tidak pasti," beber dia.

"Jadi hanya menambah potongan tiap bulan sehingga itu kemudian akan menurunkan daya beli dari buruh itu sendiri," imbuh Irsyad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puluhan Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur

Puluhan Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur

Yogyakarta
Diduga Telilit Utang, 1 Warga Magelang Gantung Diri di Teras Rumah

Diduga Telilit Utang, 1 Warga Magelang Gantung Diri di Teras Rumah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Sisa Makanan Jadi Sampah Terbanyak di Yogyakarta

Sisa Makanan Jadi Sampah Terbanyak di Yogyakarta

Yogyakarta
Lansia Penyadap Nira di Kulon Progo Tewas akibat Jatuh dari Pohon Kelapa

Lansia Penyadap Nira di Kulon Progo Tewas akibat Jatuh dari Pohon Kelapa

Yogyakarta
Depo Sampah di Mandala Krida Penuh, Pedagang Keluhkan Omzet Anjlok dan Ganggu Kesehatan

Depo Sampah di Mandala Krida Penuh, Pedagang Keluhkan Omzet Anjlok dan Ganggu Kesehatan

Yogyakarta
Truk Tangki Terguling di Tanjakan, Jalan Raya Kulon Progo Banjir Minyak Jelantah

Truk Tangki Terguling di Tanjakan, Jalan Raya Kulon Progo Banjir Minyak Jelantah

Yogyakarta
Mahasiswa Asal Papua Ditemukan Meninggal di Kamar Kosnya Bantul Yogyakarta

Mahasiswa Asal Papua Ditemukan Meninggal di Kamar Kosnya Bantul Yogyakarta

Yogyakarta
Api Lahap Tanah Kas Desa dan Lahan Warga di Kulon Progo, Penyebab Belum Diketahui

Api Lahap Tanah Kas Desa dan Lahan Warga di Kulon Progo, Penyebab Belum Diketahui

Yogyakarta
Uang Sumbangan Salah Satu MAN di Yogya Dinilai Terlalu Besar, Orangtua Siswa Mengadu ke Ombudsman

Uang Sumbangan Salah Satu MAN di Yogya Dinilai Terlalu Besar, Orangtua Siswa Mengadu ke Ombudsman

Yogyakarta
Musim Kemarau, BPBD Ungkap Daerah Rawan Kekeringan dan Kebakaran Hutan di Yogyakarta

Musim Kemarau, BPBD Ungkap Daerah Rawan Kekeringan dan Kebakaran Hutan di Yogyakarta

Yogyakarta
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY, Daerah Mana Saja?

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY, Daerah Mana Saja?

Yogyakarta
Ledakan di Bantul, Polisi Sudah Periksa 10 Saksi tapi Pemilik Petasan Masih Misteri

Ledakan di Bantul, Polisi Sudah Periksa 10 Saksi tapi Pemilik Petasan Masih Misteri

Yogyakarta
Pemilik Rental Mobil di Yogyakarta 'Blacklist' Penyewa Ber-KTP Pati, Ada yang sejak 2020

Pemilik Rental Mobil di Yogyakarta "Blacklist" Penyewa Ber-KTP Pati, Ada yang sejak 2020

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com