Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Akan Masifkan Program BCL, Plastik Pungutan Nelayan Setara Harga Ikan

Kompas.com - 16/12/2023, 07:58 WIB
Dani Julius Zebua,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.comSampah plastik di laut ada harganya bagi masyarakat nelayan. Sampah yang dipungut atau dibawa dari laut ke darat akan dihargai setara ikan per kilogram pada harga terendah di desa-desa pesisir setempat.

Ini gerakan partisipasi nelayan mengurangi sampah di laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi program dengan nama bulan cinta laut atau BCL sejak dua tahun lalu. 

Dinilai berhasil, KKP berniat memasifkannya pada 2024.

Baca juga: Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

“Tahun depan, intensitasnya semakin masif. Kita akan mengajak lagi lebih banyak komponen masyarakat yang peduli pada lingkungan di laut,” kata Victor Gustaaf Manoppo, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP RI di Forum Adat Nasional 2023, Jumat (15/12/203).

Forum Adat Nasional 2023 dihadiri Victor Gustaaf Manoppo. Hadir pula Bappenas dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Selain itu, tampak Lukas Rumetna dari Bird's Head Seascape Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Ketua Dewan Adat Masyarakat Hukum Adat (MHA) Werur dari Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Yunus Rumansara, dan Reza Maspaitella dari MHA Rutong Ambon. 

Soal sampah di laut juga jadi sorotan. Sejatinya, menangani sampah merupakan peran semua pihak, termasuk masyarakat nelayan.

Nelayan yang banyak jadi potensi besar mencegah masuknya sampah di perairan laut Indonesia. 

Baca juga: Melihat Desa Talunombo di Wonosobo, Kekurangan Sampah Plastik untuk Diolah Jadi BBM

Di sisi lain, masyarakat nelayan selalu menghadapi tantangan yang mengakibatkan kehilangan pendapatan karena tidak melaut. Di antaranya karena faktor cuaca tak tentu. 

Melalui BCL, masyarakat pesisir akan terbantu. Penerapannya pun dirasa berhasil.

Karenanya, KKP akan mengintensifkan cara serupa ke nelayan lain pada 2024. Semakin banyak target jumlah desa pesisir, maka volume sampah yang diangkut semakin besar.

“Yang harusnya melaut setahun, sebulan tidak. Kamu boleh melaut, tapi bawa alat pengambil sampah."

"Bila ada sampah di laut, ambil. Pulang dia, nanti ada pemilahan, kita timbang, dapat sekilo, kita hargai,” kata Victor di forum yang mengangkat tajuk Sinergi dan Optimalisasi Peran Masyarakat Hukum Adat dan Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Baca juga: Pemerintah Optimis Bisa Kurangi 70 Persen Sampah Plastik di Laut di 2025

BCL telah berlangsung dua tahun belakangan. Aksi pertama sekitar 40 lokasi di seluruh Indonesia pada tahun 2022. Pada 2023, BCL berlangsung di 18 lokasi.

Rencananya, lebih dari 20 lokasi pada 2024. 

Aksi dua tahun, pemerintah juga mendorong wawasan masyarakat akan dampak masa depan sampah pada biota dan satwa di laut.

Dalam perjalanannya, banyak apresiasi bagi program ini. Bahkan, Semen Padang tertarik ikut terlibat. Sampah plastik apapun dari nelayan akan diambil oleh perusahaan itu. 

“Kami berharap, ada pihak swasta dan LSM, silahkan,” kata Victor. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Terperosok Lubang, Maling Ayam di Yogyakarta Ditangkap Warga

Yogyakarta
Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Rumah Warga Terdampak Pelebaran JJLS Mulai Dibongkar untuk Jalur Pipa Air Bersih Menuju Bandara YIA

Yogyakarta
Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Kampung Nagan Terdampak Revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta, Rumah Dibongkar

Yogyakarta
Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Viral, Video Diduga Tawuran di Jalan Pramuka Yogyakarta, Ini Kata Polisi

Yogyakarta
Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Dinding Gudang di Kulon Progo Jebol, 21 Tabung Elpiji 3 Kg Hilang Dicuri

Yogyakarta
Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-ubur Warna Pink di Pantai Gunungkidul

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Dishub: Tunggu Kajian

Yogyakarta
Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Sampah Dibuang di Kawasan Karst, Sumber Air Gunungkidul Dikhawatirkan Rusak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Yogyakarta
5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

5 Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Jemaah Haji Indonesia

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com