KULON PROGO, KOMPAS.com – Seorang pelajar menyibak pagi sambil mengayuh sepeda menuju SMA Negeri 2 Wates, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Juli Arna Tri Sundari (17), pelajar kelas XI, sudah beranjak dari rumahnya di Kecamatan Panjatan sejak 05.50 WIB.
Ia selalu bersepeda pergi maupun pulang sekolah. Tidak jarang remaja ini rela pulang hingga petang bila sibuk kegiatan ekstra.
Begitu setiap hari demi menjemput mimpinya di sekolah.
“Karenanya Mbak Juli tidak pernah terlambat sekolah,” kata Fika Ristanti, guru bahasa Jerman di SMAN 2 Wates, Kamis (7/9/2023).
Salah satu mimpinya adalah membawa sebuah sirkuit atau rakitan elektronik mini ke kancah nasional.
Sirkuit itu sejatinya berguna bagi pemotor yang suka salah menyalakan lampu sein.
Sering kali ditemui pemotor sein kanan malah belok kiri, sebaliknya kiri belok kanan, atau sein hidup tapi tidak belok-belok.
Ada saja ditemui pada para pengendara yang seliweran di jalan raya.
Kemudian, emak-emak bermotorlah yang malah jadi bahan candaan sebagai yang paling banyak terpergok salah sein model begini.
Apapun itu, salah sein membahayakan siapa saja pengguna jalan raya sehingga bisa berujung pada kecelakaan lalu lintas.
Juli lantas membuat inovasi rangkaian elektronik mini yang bisa mematikan secara otomatis sein motor yang dihidupkan. Rangkaian elektronik itu hanya ditujukan bagi kendaraan motor.
Pelajar kelas XI tersebut menamai Si Mole dari kata Smart Turning Signals on Motorcycle. Si Mole diyakini bisa ikut mengurangi kecelakaan di jalan raya pada masa depan.
“Inovasi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas, yaitu lampu sein sepeda motor yang dapat mati otomatis,” kata Juli.
Bentuk Si Mole sedikit lebih besar dari korek api. Cara menggunakannya sederhana, yakni dengan menyambungkan kabel Si Mole pada saklar lampu sein.
Komponen dalam Si Mole terdapat semacam timer atau penghitung waktu mundur. Saat waktu habis, maka lampu sein yang tadinya hidup otomatis padam.