Gagalkan Perang Sarung, Warga Ciduk 4 Remaja Saat Siap-siap Mau Tawuran

KULON PROGO, KOMPAS.com – Empat pelajar diamankan karena hendak berkelahi pakai sarung di sekitaran Jembatan Soni, Kalurahan Sogan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tiga di antaranya adalah pelajar asal Kokap, yakni EFS (20), WH (16) dan AR (16). Satu pelajar lain NJP (15) asal Temon.

Baca juga: Polisi Amankan Belasan Pelajar SMP yang Sedang Nongkrong, Diduga Ada yang Habis Perang Sarung

Warga mengamankan keempatnya dan melaporkan hal ini ke Kepolisian Sektor Wates.

“Diduga para remaja itu hendak perang pakai sarung,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor Kulon Progo Iptu Triatmi Noviartuti (Novi), Minggu (2/4/2023).

Polisi menerima informasi kalau warga Sogan mengamankan empat remaja dari luar desa yang mencurigakan. Lokasinya berada di sekitaran jembatan yang dinamai Jembatan Soni oleh warga.

Polisi mendatangi mereka dan mendapati 4 remaja itu sudah dikelilingi warga.

Baca juga: Aksi Perang Sarung di Blora Dipicu Saling Tantang Antar-remaja

Para pemuda tanggung itu mengaku tengah menunggu waktu untuk  berkelahi dengan kelompok lain pakai sarung. Mereka sudah janjian perang sarung itu dengan kelompok lain di Kalurahan Bendungan.

Polisi pun segera membawa keempatnya ke Polres Kulon Progo, Sabtu (1/4/2023) sekitar pukul 23.00 WIB.

“Empat remaja tersebut diamankan ke mako Polres Kulon Progo berikut barang bukti, untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Polisi menyita tiga sarung dan dua motor, yakni Honda Vario putih biru AB 2362 XX dan  Honda Revo warna Hitam Nopol AB 6358 XX. Polisi menyita tiga ponsel mereka.

Novi mengungkapkan, polisi memanggil orangtua para pelajar untuk mendampingi para pelajar saat diperiksa di kantor.

“Tapi tidak ditemukan tindak pidana keempat anak tersebut sehingga mereka dikembalikan ke orangtua. Sementara itu, pelajar berkewajiban melaksanakan apel ke mako Polres,” kata Novi.

Tidak hanya itu, polisi tengah membangun komunikasi dengan sekolah para pelajar ini untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan di sekolah-sekolah mereka.