YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengeklaim, serangan yang dilakukan Rusia masih berlangsung. Hanya berhenti sehari saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang.
Pernyataan itu Hamianin sampaikan usia mengisi acara Ambassadorial Lecture bertajuk "The Ukrainian Questions in Global Politics" di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (18/7/2022).
"Sejak 24 Februari 2022 sampai hari ini, setiap hari ada warga sipil yang meninggal akibat serangan Rusia kepada Ukraina. Kecuali, satu hari, yaitu saat Presiden Jokowi mengunjungi Ukraina," ujar Hamianin.
Hamianin mengatakan, serangan Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung selama lima bulan terakhir tak hanya menewaskan orang dewasa, tetapi anak-anak juga turut jadi korban.
"Ratusan anak-anak menjadi korban, 10.000 warga Ukraina sipil juga menjadi korban, dan ratusan ribu orang yang ada di Ukraina terluka," ungkapnya.
Konflik yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin bertujuan "mendenazifikasi" Ukraina juga menghancurkan bangunan. Dampaknya, banyak warga harus mengungsi karena tempat tinggal mereka hancur.
"Jutaan orang ada di Ukraina itu harus mengungsi, bermigrasi karena rumah atau kawasan mereka sudah rusak atau diserang," tuturnya.
Hamianin mengeluh, serangan yang dilakukan "Negeri Beruang Merah" menyebabkan Kyiv menanggung kerugian hingga ratusan miliar dollar AS sepanjang lima bulan terakhir.
"Ratusan miliar dollar AS itu menjadi biaya yang kemudian diperkirakan muncul kerugian karena serangan selama ini yang telah terjadi 5 bulan terakhir," ucapnya.
Hamianin pun mengapresiasi kunjungan Presiden Jokowi menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, 29 Juni waktu setempat.
Sang duta besar mengakui, kunjungan tersebut tidak serta-merta akan langsung memunculkan perdamaian. Sebab, dia menuding, Moskwa sudah merencanakan invasi itu selama bertahun-tahun.
Sehingga, dalam pandangan Hamianin, tidak satu pun pemimpin di dunia yang bisa menghentikan rencana Rusia.
"Jadi kunjungan ini tidak kemudian pada prinsipnya menjadi harapan terjadi langsung perdamaian. Ekspektasi dan harapan tentu sangat banyak, tetapi yang paling diharapkan adalah rencana yang konkret kemudian instrumen yang konkret dan agenda yang konkret untuk dapat segera mengakhiri," pungkasnya.
Baca juga: Rusia Siapkan Tahap Serangan Berikutnya di Ukraina, Mulai Kewalahan Lawan Senjata Barat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.