Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puskesmas Pembantu di Kulon Progo Bertahun-tahun Jadi Sarang Kelelawar, Petani Manfaatkan Kotorannya untuk Pupuk Hortikultura

Kompas.com - 03/06/2022, 14:56 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Ribuan kelelawar bersarang di gedung puskesmas pembantu komplek Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Satwa itu memenuhi semua ruang, terutama di dalam langit-langit pada wuwungan.

Kelelawar bersarang masif diperkirakan karena bangunan ini tidak digunakan bertahun-tahun lamanya.

“Sudah lama sekali tidak dipakai. Sebelum kami ada di sini,” kata Carik (sekretaris lurah) Kalurahan Banyuroto, Kawit Mujiana, Jumat (3/6/2022).

Baca juga: Kelelawar Berdengung seperti Lebah untuk Menakuti Predator

Puskesmas pembantu (pustu) berada dalam kompleks kawasan kantor Kalurahan. Puskesmas berdiri sekitar tahun 1986. Gedung ini memiliki luas 15x9 meter.

Belasan tahun belakangan, puskesmas tidak dimanfaatkan.

Salah satu bagian bangunan sempat disiapkan sebagai tempat isolasi bagi penderita Covid-19 beberapa tahun lalu. Namun, belum digunakan.

Diperkirakan karena tidak dimanfaatkan dalam waktu lama, bangunan menjadi sarang kelelawar. Warga Banyuroto yang mayoritas petani memanfaatkan situasi ini untuk memanen kotoran kelelawar sebagai pupuk.

Sudaryono (55), warga Banyuroto, menceritakan, ia sudah beberapa kali memanen kotoran kelelawar dari pustu ini.

Sudaryono petani sawah yang menanam 3.000 pohon cabai di lahan 1.000 meter. Ia memperkirakan akan panen pertama cabai pada musim tanam ini di bulan Agustus.

Baca juga: Kenapa Kelelawar Menyebarkan Banyak Virus yang Berbahaya bagi Manusia?

Sudaryono menceritakan, kotoran kelelawar dinilai baik untuk pupuk, lebih baik dari jenis pupuk kandang lain apalagi pupuk kandang yang dibeli.

“Lebih bagus dari pupuk kandang lain yang sudah campur bahan kimia. Pupuk kandang dari ayam saja membuat tanah keras, berbeda dengan pupuk dari kelelawar yang hanya makan buah-buahan,” katanya.

Sarang kelelawar dinilai berkah selama ini. Termasuk hari ini, ia memanen tiga karung ukuran karung masing-masing 50-60 kilogram.

Semua pupuk itu cukup merabum semua pohon cabai di lahannya yang seluas seribu meter persegi. “Cukup sampai panen, karena pemakaian tiap pohon sedikit,” kata Sudaryono.

Berkah bagi petani memang tidak lama. Pemerintah kalurahan berniat memanfaatkan bangunan itu sebagai perpustakaan desa. Rencana tertunda karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Pencari Kelelawar Tewas Terjatuh dari Tebing, Evakuasi Melalui Laut

Bangunan ini kemudian akan dimanfaatkan untuk kelompok siaga bencana dan lumbung logistik.

“Puskesmasnya pindah di seberang dengan lokasi yang lebih mudah terjangkau,” kata Kawit.

Satu regu mobil pemadam kebakaran datang mengusir kelelawar. Mereka membuka separuh genting sehingga semua kelelawar pergi. Sebagian kecil diusir dengan disemprot.

Kawit mengungkapkan, Pemkal berniat memberi wewangian pewangi yang tidak disukai kelelawar. “Sehingga, tidak datang lagi,” kata Kawit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com