Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suspek PMK di Gunungkidul Capai 65 ekor, Peternak Diminta Mandi Sebelum Masuk Kandang

Kompas.com - 02/06/2022, 14:56 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengimbau peternak untuk mandi dulu atau menjaga kebersihan sebelum masuk ke kandang.

Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sampai Rabu (1/6/2022), tercatat 65 ternak suspek penyakit mulut dan Kuku (PMK), 1 di antaranya mati.

"Sudah ada sapi mati umur 5 hari, berdasarkan laporan teman-teman di lapangan. Suspek 65 ekor sampai Rabu petang," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawanti saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Wabah PMK Mengganas di Kabupaten Semarang, Pemkab Bentuk Satgas

Dikatakannya, penyebaran suspek PMK berada di 6 kapanewon, meski demikian, dia tidak menyebut nama kapanewon karena khawatir nilai jual ternak di wilayah itu akan merosot.

Upaya penanggulangan sudah berkordinasi dengan Dinas Perdagangan Gunungkidul. Salah satunya menetapkan kebijakan penutupan seluruh pasar hewan untuk sementara waktu.

“Total ada 11 pasar hewan yang ditutup, tapi detailnya ada di dinas perdagangan,” kata Wibawanti.

Wibawanti berharap peternak yang dari luar atau dari pasar untuk mandi atau membersihkan badan sebelum masuk ke kandang.

Termasuk jika membawa kendaraan harus dibersihkan.

Hal ini lantaran virus PMK mudah menular melalui udara, dan bisa menempel di pakaian atau tubuh manusia.

Baca juga: Wabah PMK, 3 Sapi di Blora Mati, Ratusan Lainnya Bergejala

"Ada baiknya sebelum ke kandang mandi dan ganti baju terlebih dahulu untuk mengurangi risiko adanya virus PMK yang menempel di tubuh atau pakaian. Kendaraan pun disemprot (desinfektan)," ucap dia.

"Selain itu menjadi budaya baru kandang yang kurang bersih bisa dibersihkan," kata Wibawanti. Upaya itu, lanjut dia untuk mencegah penularan PMK.

Meski hewan ternak yang terjangkit PMK risiko kematiannya keci, tetapi perlu diwaspadai karena meski tidak mati bisa berpengaruh terhadap berat badan hewan.

Baca juga: Kasus di Sumenep Meluas, 17 Sapi di 3 Kecamatan Diduga Terjangkit PMK

"Memang kematian hanya 5 persen, tapi bobotnya bisa berkurang seberat 20 kilogram per minggunya. Padahal, untuk menaikan satu kilo butuh perjuangan, makanya upaya pencegahan terus dilakukan,” ucap dia.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, sebanyak 11 pasar hewan ditutup sementara, mulai 2-14 Juni 2022.

"Penutupan dilakukan untuk penanggulangan dengan melaksanakan sterilisasi area pasar," kata Kelik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com