YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sampah plastik masih menjadi masalah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terutama Kota Yogyakarta. Ini membuat Pemerintah Kota Yogyakarta mengeluarkan kebijakan zero sampah anorganik.
Bank-bank sampah banyak didirikan untuk mendukung kebijakan ini agar lebih efektif. Namun, tak semua sampah anorganik dapat dikelola oleh bank-bank sampah di Kota Yogyakarta.
Sampah yang tak bisa diolah dengan baik adalah limbah sandal jepit. Padahal limbah ini sering ditemui di pinggir-pinggir sungai di Kota Yogyakarta.
Baca juga: Sulap Bekas Sawah Jadi Kolam, Penyuluh Perikanan di Bogor Bantu Pokdakan Produksi 3 Ton Nila
Namun, limbah sandal jepit dan limbah-limbah sampah anorganik yang tak bisa diolah oleh bank sampah ini disulap menjadi action figure berkarakter monster oleh Pa-Q-One art production.
Pa-Q-One berada di tengah-tengah kampung Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Berada di tengah kampung padat penduduk membuat studio Pa-Q-One tak nampak dari jalan utama, plang penunjuk nama juga tidak ditemukan.
Studio pengolahan sampah ini berada di teras rumah pemilik atau direktur Pa-Q-One Widhyarprincessiastuty, atau kerap disapa Essy.
Mengolah limbah sandal jepit ini berawal dari kegiatan sanggar dan dari kegiatan sanggar ini muncul keresahan kalau bank sampah hanya menerima sampah yang bisa dijual kembali.
Salah satu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi adalah limbah sandal jepit, dan limbah ini tidak diterima di bank sampah.
Dari keresahan-keresahan ini, muncul ide dari anggota sanggar untuk membuat figur aksi anime, yang kebetulan para anggota sanggar menyukai karakter-karakter anime.
Baca juga: Inovasi Toyota: Sulap Kotoran Ayam Jadi Bahan Bakar Kendaraan
"Kita coba saja main-main, berawal dari kegiatan bank sampah jadilah ini. Kebetulan juga teman-teman di sini menyukai anime. Kami mulai bank smpah dari 1 September 2027," kata Essy.
Tak hanya sandal jepit, limbah yang diolah di sanggar ini juga beragam seperti limbah alas yang terbuat dari karet, limbah deodorant, spons, sandal hotel, limbah-limbah ini tidak memiliki nilai ekonomi.
Limbah yang tak memiliki nilai ekonomi ini kemudian dibentuk dengan sedemikian rupa hingga menyerupai karakter monster yang ada di anime. Bentuknya berbagai macam ada yang berbentuk laba-laba, tengkorak, dan sebagainya.
Dalam membuatnya juga tidak membutuhkan alat khusus, hanya dibutuhkan solder, cutter, dan alat perekat seperti lem. Limbah sandal ditempelkan pada badan tabung bekas deodorant, lalu untuk membentuk detail-detailnya menggunakan solder yang sudah dipanaskan.
"Sisa-sisa dari yang tidak bisa diterima ini kami olah kembali," kata dia.
Untuk membuat satu karakter ia bersama rekan-rekannya tidak mematok waktu tertentu semua tergantung dengan suasana hati anggota Pa-Q-One, dan tergantung bahan yang dipunyai berjenis apa.
Baca juga: Bai Soemarlono Ubah Tenun Ikat Jadi Outfit Liburan nan Modern
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.