YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah Kuwat Santosa, korban dukun palsu pengganda uang Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohari alias Mbah Slamet tidak dibawa ke rumah duka di Malangrejo, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman. Jenazah di semayamkan di Masjid Ar Rahmah untuk dishalatkan dan langsung dimakamkan.
Sekitar pukul 17.40 WIB ambulans yang membawa jenazah Kuwat Santosa tiba di Masjid Ar Rahmah Malangrejo, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman. Jenazah kemudian dibawa masuk ke dalam masjid untuk dishalatkan.
Baca juga: Kuwat Santosa, Warga Sleman Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Punya Jiwa Sosial Tinggi
Usai dishalatkan, jenazah dibawa menggunakan ambulans menuju pemakaman umum Nglarang. Sekitar pukul 18.09 WIB, jenazah Kuwat Santosa kemudian dimakamkan. Tampak hadir dari pihak keluarga dan beberapa warga masyarakat.
Salah satu kerabat Kuwat Santosa sekaligus Ketua RT 004, Supriyadi mengatakan dari hasil test DNA memang dipastikan jika jenazah adalah Kuwat Santosa.
"Iya, karena sudah di DNA, itu sudah 99,9 persen itu akurat identik atas nama Kuwat Santosa. Ciri-cirinya juga sudah lama," ujar Supriyadi saat ditemui di usai pemakaman jenazah Kuwat Santosa, Kamis (25/05/2023).
Supriyadi menyampaikan Kuwat Santosa memang sudah lama pergi meninggalkan rumah. Keluarga juga tidak mengatahui keberadaan Kuwat Santosa.
"Kalau perginya saya kurang tahu, perkiraan kalau enggak 5 tahun, 4,5 tahun pergi dari rumah. enggak tahu pergi kemana, enggak ada yang dipamiti," ucapnya.
Keluarga juga sudah berusaha mencari keberadaan Kuwat Santoso. Akhirnya, keluarga dihubungi pihak Kepolisian terkait dengan korban dari dukun palsu pengganda uang Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Selasa kemarin baru diberitahu (hasil identifikasi). Kan lama identifikasi," ungkapnya.
Kuwat Santosa lanjut Supriyadi meninggalkan satu istri dan dua orang anak. Jenazah Kuwat Santosa memang tidak dibawa ke rumah duka. Jenazah dibawa ke Masjid Ar Rahmah Malangrejo untuk dishalatkan dan langsung dimakamkan.
"Dibawa ke masjid dulu dishalatkan, terus dimakamkan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.