KULON PROGO, KOMPAS.com – Satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Pedukuhan Dukuh, Kalurahan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masuk dalam peta pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Lurah Donomulyo, Sukijan mengungkapkan, seluruh bagian dari bangunan sekolah dipastikan terdampak pembangunan jalan tol tersebut.
“Benar, satu Sekolah Dasar Negeri itu berada di Pedukuhan Dukuh,” kata Sukijan di kantornya, Jumat (31/3/2023).
Sekolah itu berdiri di tanah kas desa seluas sekitar 2.800 meter persegi. SD tersebut merupakan sekolah favorit dengan banyak siswa.
“Sekolah ini penuh, siswa dari kelas satu sampai kelas enam,” kata Sukijan.
Siswa datang tidak hanya dari dusun setempat, tetapi juga dari desa sebelah. Di antaranya ada siswa dari wilayah Kalurahan Banguncipto, Kapanewon Sentolo, seperti dari Banaran. Kemudian ada pula dari Dusun Jangkang Lor dan Jangkang Kidul di Sentolo, serta Banyunganti Lor di Kalurahan Kaliagung.
“Sekolah ini berada di perbatasan tiga desa. Mereka datang dari dusun-dusun sekitar perbatasan,” kata Sukijan.
Sukijan berharap, penanganan sekolah terdampak tidak mengganggu proses belajar mengajar dan memberatkan para siswa. Dia mengusulkan agar sekolah pengganti tetap berada di dalam wilayah Dukuh sebagaimana saat ini.
“Kasihan kalau tidak di situ (dibangun di pedukuhan lain), mesakke (kasihan). Kalau bisa jangan pindah dari Dukuh. Di situ datang dari desa-desa sekitar,” katanya.
Sukijan mengungkapkan sebanyak 56 bidang tanah di Dukuh diperkirakan akan terdampak pembangunan jalan tol. Dia mengatakan pembebasan lahan sudah melalui sejumlah tahapan. Termasuk sosialisasi ke pemilik tanah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo, Arif Prastowo mengatakan bahwa dirinya telah mendapat laporan serupa dari pihak sekolah. Sampai saat ini baru dua laporan pihak sekolah usai mengikuti sosialisasi di desa.
“Sampai saat ini (ada laporan dari) satu sekolah di wilayah Nanggulan dan satu sekolah berada di Kokap,” kata Arif.
Diknas pun masih menunggu kepastian rencana pembangunan tol tersebut. Sementara menunggu, pihaknya memikirkan sejumlah skenario. Termasuk memikirkan bagaimana pemindahan siswa ke lokasi terdampak hingga penganggarannya.
“Kami baru pada memikirkan skenario-skenario yang akan dilakukan nanti, bila benar nanti ada sekolah terdampak. Sejauh ini kami menunggu kepastian dari pihak berwenang,” kata Arif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.