YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap A di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pelaku yang diketahui berinisial HP ditangkap di Temanggung, Jawa Tengah.
Dari hasil pemeriksaan, HP membunuh dan memutilasi A karena terlilit pinjaman online (pinjol).
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 22 Maret 2023: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Petir
Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Kuncoro menanggapi motif kasus pembunuhan dan mutilasi ini.
Menurut Kuncoro, seseorang yang berutang memiliki tekanan besar dan dimungkinkan tekanan tersebut beranak pinak.
Sebab, orang tersebut harus memikirkan bagaimana caranya melunasi utangnya secepat mungkin.
"Kalau terjerat utang jadi tekanan luar biasa, apalagi kalau tekanan itu beranak pinak. kalau beranak pinak dia harus segera memikirkan bagaimana segera menyelesaikannya," jelas Kuncoro, Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Pedagang di Sentra Thrifting di Kota Yogyakarta Alami Penurunan Omzet 50 Persen
Ia menambahkan saat seseorang yang berutang memegang uang, biasanya da akan merasa senang, tetapi hal itu tidak berlangsung lama mengingat dia harus segera melunasi kewajibannya.
"Biasanya dia menerima uang senang, kalau dia ingat utangnya harus nyaur (melunasi) dia harus putar otak ke sana kemari itu yang terjadi," ucap dia.
Kuncoro menilai, tindakan HP memutilasi korban sangat nekat.
"Pikiran saya kenapa senekat itu, jadi pertimbangan apakah tidak ada cara lain apa tidak ada pertimbangan yang lain," katanya.
Dari kejadian ini, kata Kuncoro, dapat diambil pelajaran. Jika seseorang berutang, lebih baik dipikirkan matang-matang dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
"Dilihat bahwa utang itu tanpa dipikir. Dia diburu suatu keinginan untuk apa, sehingga memaksakan kehendak itu pelajaran yang diperoleh," ujar dia.
Kuncoro menegaskan bahwa utang tetap diizinkan tetapi harus dipikirkan secara matang dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuang masing-masing.
"Apalagi pekerjaannya misalnya kalau seperti dia (HP) pasang tenda, pendapatannya berapa, ininya (utang) berapa, jangan dari utang jadi tidak ada kesempatan," kata dia.
Baca juga: Demi Bayar Utang Pinjol Rp 8 Juta, Pelaku Mutilasi Wanita di Sleman Rampas Harta Korban
Terkait surat yang berisi penyesalan yang dibuat oleh HP, menurut Kuncoro, tidak bisa menjamin bahwa pelaku telah benar-benar menyesali perbuatannya. Ditambah lagi perbuatan HP sudah direncanakan dengan matang.
"Nanti dulu penyesalannya. Semua penyesal ya selesai. Tetapi yang terjadi mereka tidak dipikir. kalau dilihat itu ada perencanaan matang, lho itu, meskipun bodoh," beber Kuncoro.
Dia juga mempertanyakan kenapa yang dipilih sebagai korban pembunuhan dan mutilasi adalah A.
"Sejak awal direncanakan bawa pisau komando, dan gergaji, jadi pertanyaan kok mbaknya ini jadi sasaran," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.