Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sultan Coba Becak Purwarupa, Becak Kayuh yang Memiliki Tenaga Alternatif Listrik

Kompas.com - 20/03/2023, 18:30 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mencoba becak dengan tenaga bantuan listrik yang bernama purwarupa. Ngarsa Dalem mencoba 2 dari 5 purwarupa yang disiapkan oleh Dinas Perhubungan DIY.

Sultan menjelaskan becak bertenaga alternatif ini bertujuan untuk mengurangi beban pengayuh becak di Yogyakarta.

"Saya punya pendapat modifikasi becak ini untuk mengurangi beban beratnya sopir becak, karena kondisi riil jalan," jelas Sultan sesusai mencoba becak tenaga alternatif, di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (20/3/2023).

Sultan mencontohkan, dari Alun-alun Utara menuju Tugu Pal Putih Kota Yogyakarta memiliki elevasi atau ketinggian 35 sampai 40 meter. Sehingga dibutuhkan tenaga bantuan untuk meringankan kayuhan becak.

Baca juga: Bukan Becak Listrik, Dishub DI Yogyakarta Siapkan Becak Kayuh Tenaga Alternatif

"Ketinggian Tugu dibandingkan alun-alun perbedaan itu antara 30 meter 40 meter perbedaannya," jelas dia.

Sultan memberikan catatan terhadap satu becak yang telah dicobanya, yaitu tempat duduk bagian penumpang terlalu rendah dan kurang lebar. Kondisi ini menurut Sultan akan menyulitkan penumpang perempuan.

"Masih perlu diperbaiki karena untuk wanita ada problem bangku kurang tinggi. Kalau duduk masalah dan kurang dalam sedikit (bangku kurang lebar) sehingga terlalu pendek kalau ngerem mendadak saya khawatir," ucap dia.

Menurutnya, perlu adanya sabuk pengaman di becak tersebut untuk menjaga keamanan penumpang.

"Makanya ada sabuk pengaman. Kalau enggak pakai sabuk pengaman, kalau rem mendadak istilah jawanya jlungup (jatuh)," imbuh dia.

Lebih lanjut, Sultan menjelaskan dengan adanya becak bertenaga alternatif ini sekaligus untuk membatasi becak motor (betor). Pasalnya, di dalam Perda DIY telah diatur bahwa moda transportasi tradisional adalah becak kayuh dan andong.

"Kami ingin becak dan andong ini harus dilestarikan. Betor itu kontroversial. Siapa tahu dengan kondisi ini (ada becak tenaga alternatif) kondisi bida lebih baik," jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwipanti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan beberapa stakeholder untuk membuat purwarupa. Total, purwarupa yang dibuat total 17 dan dipilih menjadi 5 becak yang ditunjukkan ke Sultan.

Baca juga: Becak Berjaya, Kuli Panggul Tak Berdaya...

"Ada 5 dari 17 prototype yang dibuat oleh Dishub Kota Yogyakarta, BLPT, dan lainnya. Ini mewakili model-modelnya," kata dia.

"Disampaikan juga bapak gubernur dari sisi kenyamanan dan keamanan ini yang utama sesuai dengan SE (surat edaran) dirjen, penggunaan kendaraan umum ada spesifikasinya standar teknis," jelasnya.

Made menambahkan pihaknya akan menyiapkan tempat pengisian daya baterai di parkiran Beskalan. Nantinya, pengemudi becak hanya tinggal menukarkan baterai yang habis.

"Setiap becak ada 2 baterai, satu baterai bisa menempuh 40 kilometer. Charging station ada di parkir Beskalan, nanti tinggal tukar baterai sehingga tidak terlalu lama menunggu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com