Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Buruh Tambang Pasir Merapi yang Ngalap Berkah di Tengah Gemuruh Erupsi: “Ben Keluarga Iso Mangan”

Kompas.com - 16/03/2023, 07:00 WIB
Dini Daniswari,
Puspasari Setyaningrum

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi memang diberkahi dengan material vulkanik seperti batu dan pasir yang berkualitas tinggi setiap kali gunung ini erupsi.

Maka saat sebagian orang menganggap erupsi Merapi sebagai sebuah bencana, beberapa orang melihatnya sebagai kabar baik.

Baca juga: Buruh Gendong Perempuan di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Upahnya Rp 2.000, Tempuh Puluhan Km dari Rumah

Aktivitas penambangan pasir memang sudah menjadi kegiatan yang sering ditemukan di beberapa wilayah di kaki Gunung Merapi yang terdampak material erupsi.

Beberapa warga di sekitar kawasan lereng Gunung Merapi bahkan diketahui mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh penambang pasir Merapi.

Baca juga: Cerita Buruh Angkut di Pelabuhan Muncar Banyuwangi, Sakit Harus Bayar Sendiri, Menganggur Saat Paceklik Ikan

Puluhan Tahun Menjadi Buruh Tambang Pasir Merapi

Salah satu buruh penambang pasir di sekitar Gunung Merapi, Aziz (47) mengaku sudah melakoni pekerjaannya selama puluhan tahun.

Laki-laki yang mulai menambang pasir sejak 1999 ini pernah mencoba merantau untuk mengadu nasib pada tahun 2005. Namun, Aziz merasa tidak betah di perantauan karena jauh dari keluarga.

Alhasil sekitar tahun 2010, ia kembali ke desanya dan bekerja menambang pasir meskipun hasil tidak menjanjikan.

Baca juga: Balada Buruh Gendong Pasar Beringharjo: Penghasilan Tak Menentu dan Risiko Pekerjaan yang Tinggi

Menjadi Buruh Penambang Pasir Merapi Bukan Pekerjaan Pilihan

Aziz mengungkap bahwa pekerjaan sebagai buruh lepas di penambang pasir tradisional ini bukanlah pilihan, namun karena terhimpit keadaan.

"Kepekso, wong nggone pasiran nggak menjanjikan (terpaksa, karena tempat berpasir tidak menjanjikan)," ujar Aziz yang dihubungi Kompas.com, Rabu (15/03/2023).

Sebagai buruh penambang pasir, Aziz mengaku mendapat penghasilan sekitar Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per hari.

Penghasilan tersebut akan diperoleh Aziz setiap mengisi pasir untuk satu truk bersama tujuh penambang pasir lainnya.

Walau begitu, Aziz mengungkap bahwa upah yang diterimanya tersebut tidak menentu.

"Kadang makan kadang enggak, kalau ada demo leren (berhenti)," ujar penambang pasir yang menerima upah harian tersebut.

Kalau satu hari tidak bekerja, maka Aziz tidak memiliki penghasilan untuk memberi makan keluarganya.

Aktivitas penambangan pasir dan batu di Sungai Gendol, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/2/2019). Tempat ini merupakan salah satu lokasi penambangan pasir di lereng Gunung Merapi.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Aktivitas penambangan pasir dan batu di Sungai Gendol, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/2/2019). Tempat ini merupakan salah satu lokasi penambangan pasir di lereng Gunung Merapi.

Menambang Pasir Merapi Saat Erupsi

Pasir Merapi yang masuk dalam klasifikasi Bahan Galian Golongan C dikenal sebagai bahan bangunan yang memiliki kualitas baik dan dapat membuat ikatan pasir dengan semen menjadi lebih kuat sehingga bangunan akan cenderung lebih kokoh.

Karena fungsinya sangat vital dalam membangun suatu bangunan, maka pasir merapi kerap diburu sehingga aktivitas penambangan pun terus berlanjut walau kondisi erupsi kerap terjadi.

Terkait hal tersebut, pemerintah daerah dan dinas terkait telah memberlakukan aturan dalam melakukan penambangan pasir Merapi, termasuk aturan untuk tidak melakukan penambangan di kawasan rawan bencana dan kawasan konservasi.

Hal ini karena seringkali terjadi kecelakaan akibat longsoran tebing atau banjir lahar dingin yang tidak jarang menimbulkan jatuhnya korban jiwa maupun materil.

Upaya pemerintah untuk menutup beberapa lokasi tambang pasir juga dilakukan demi memperhatikan keselamatan saat Gunung Merapi kembali aktif.

Imbauan ini juga telah dilakukan pasca aktivitas erupsi Gunung Merapi mengalami peningkatan sejak Sabtu (11/3/2023) untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan.

Pasca kejadian erupsi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X pada Selasa, 14 Maret 2023 telah mengimbau penambang pasir untuk menghentikan aktivitas penambangan di kawasan Gunung Merapi

Senada dengan Sri Sultan HB X, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menerbitkan Surat Edaran Bupati Nomor 014 Tahun 2023 tentang imbauan penghentian aktivitas masyarakat di sungai berhulu di Gunung Merapi pada Rabu, 15 Maret 2023.

Potret buruh tambang sisa erupsi Gunung Merapi di Sungai Grawah, Desa Gubug, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (13/7/2020). Mereka mendapat upah Rp 20.000 per hari jika material sisa erupsi Gunung Merapi yang mereka kumpulkan tersebut laku terjual.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Potret buruh tambang sisa erupsi Gunung Merapi di Sungai Grawah, Desa Gubug, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (13/7/2020). Mereka mendapat upah Rp 20.000 per hari jika material sisa erupsi Gunung Merapi yang mereka kumpulkan tersebut laku terjual.

Terbiasa Menghadapi Risiko Erupsi Gunung Merapi

Namun erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/03/2023) itu ternyata tidak menghentikan Aziz untuk tetap menambang pasir seperti biasa.

Aziz mengungkap bahwa dirinya sudah terbiasa menghadapi kondisi erupsi Gunung Merapi saat tengah bekerja.

"Udah biasa, di atas (gunung) gludak-gluduk. Ben keluarga iso mangan (supaya keluarga bisa makan)," ujarnya beralasan.

Ia mengaku telah menyaksikan sendiri erupsi Gunung Merapi berkali-kali dari tempatnya bekerja.

Pernah suatu hari ketika sedang mencari pasir di atas gunung, tiba-tiba langit gelap dan ia tidak dapat melihat sama sekali. Kemudian, disusul letusan Gunung Merapi dan hujan abu.

Walau begitu, Aziz memahami bahwa pekerjaan yang ia lakoni penuh resiko dan kadang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun baginya kondisi akan lebih sulit jika ia tidak bekerja.

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak.

Selalu Mengingat Pesan Mbah Maridjan

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi, termasuk Aziz juga selalu mengingat sosok Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan.

Saat Mbah Maridjan masih hidup, aktivitas penambangan pasir hanya dilakukan di aliran sungai saat sungai telah terisi material dari erupsi Gunung Merapi.

Penambang pasir akan turun ke sungai lalu membawa pasir ke atas untuk dikumpulkan dan diangkut menggunakan truk.

Aktivitas tersebut juga hanya dilakukan menggunakan tenaga manusia tanpa mengerahkan alat berat atau 'backhoe' di kawasan aliran sungai.

Hal ini pula yang dilakukan Aziz ketika mencari pasir di sekitar aliran sungai di sekitar Gunung Merapi.

Alat yang digunakannya saat menambang pasir hanya sekop, linggis, ayakan, dan angkong.

Dirinya sepakat dengan petuah Mbah Maridjan bahwa penambangan pasir dilakukan dengan bijak supaya tidak merusak alam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com