"Istri saya juga bekerja, dan mendukung kegiatan seperti ini," kata warga Maguwoharjo, Sleman ini.
Herry yang merupakan kelahiran Panggang ini mengaku untuk seragam TK setiap hari dan selasa mirip seragam polisi. Dia beralasan ingin sekaligus sosialisasi terkait polisi.
Sebab, banyak warga pedesaan yang takut bertemu dengan polisi. Sehingga apa yang dilakukan diharapkan bisa mewakili polisi yang tidak hanya menilang dan menangkap penjahat, tapi juga humanis.
Baca juga: Cerita Mang Uprit, 2 Tahun Merawat Edelweis Rawa, Hancur dalam Semalam karena Event Motor Trail
Dirinya menerima semua golongan dan agama yang dianut warga sekitar. Bahkan, beberapa waktu lalu ada anak berkebutuhan khusus tetap diterima sekolah.
"Semuanya kita terima di sini. Termasuk tahun lalu meluluskan anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah ada guru yang bisa mengampu meski tidak se-spesialis guru di SLB," kata Herry.
Di sela kesibukannya, Herry mengaku seminggu sekali datang untuk menyambangi TK itu.
"Untuk kedepannya, membangun sekolah permanen TK gratis ini (di Padukuhan Krambil). Alhamdulillah tanah wakaf oleh warga sekitar," kata dia.
Dia juga menerima bantuan dari berbagai pihak untuk sarana dan prasaran sekolah. Bahkan bilan lalu, TK tersebut mendapat bantuan dari Kadiv Propam Mabes Polri. Bantuan tersebut digunakan untuk menambah karpet dan gaji guru selama setahun.
Baca juga: Cerita Pemenang Lomba Melamun di Solo: Berdandan Gelandangan hingga Rasakan Kram Kaki
Selama membangun sekolah gratis ini, dia mengaku tidak ada kendala yang berarti. TKnya sudah terdaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.
Salah seorang wali murid Siti mengaku terbantu karena dekat dan semuanya gratis.
"Selama ini gratis, semuanya bermanfaat," kata dia.
Anaknya yang kelas B ini setiap Senin sampai Jumat diasuh empat guru TK Bumi Damai Indonesia.
Selain di Padukuhan Krambil, dia juga membangun TK di Jatirejo Gedangsari tahun lalu. Saat ini ada 19 anak dan 3 guru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.