Sementara dilansir dari laman Kemendikbud, kue apem disebut juga berasal dari India yang bernama Appam.
Ada pula yang menyebut bahwa masuknya kue apem ke budaya Jawa dibawa oleh Ki Ageng Gribik yakni keturunan Prabu Brawijaya dan salah satu murid Sunan Kalijaga yang baru pulang dari ibadah haji.
Kegiatan pembuatan apem sebagai tradisi Ruwahan ada yang disebut sebagai Apeman atau tradisi Ngapem Massal yang menyajikan Ketan Kolak Apem.
Kue apem memiliki filosofi sebagai harapan agar manusia selalu bisa memberi maaf atau memaafkan kesalahan orang lain, yang juga dimaknai sebagai pertobatan manusia yang memohon ampun.
Jika ditarik kesimpulan, makna Apem dalam tradisi Ruwahan ini memiliki makna bahwa manusia harus selalu ingat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Meski begitu, mengingat nilai filosofis dan historisnya yang penuh makna memang kue apem tak hanya melekat pada tradisi ruwahan saja, namun digunakan dalam perayaan dan tradisi lain dalam budaya Jawa.
Sumber:
radioedukasi.kemdikbud.go.id
desapucung.gunungkidulkab.go.id
kadipatenkel.jogjakota.go.id
kompas.com (Penulis : Syifa Nuri Khairunnisa, Editor : Yuharrani Aisyah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.