Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Upacara Adat Jawa Sesuai Fase Kehidupan Manusia

Kompas.com - 08/02/2023, 20:15 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Ragam upacara adat Jawa sebagian besar masih dilakukan oleh masyarakat hingga kini.

Pada dasarnya upacara adat Jawa memiliki simbol yang maknanya sangat terkait dengan kehidupan yang dijalani manusia sehari-hari.

Baca juga: Tedak Siten, Upacara Adat Jawa Tengah, Tujuan, Latar Belakang, dan Prosesi

Nilai-nilai luhur kehidupan dalam upacara adat tersebut bersumber dari interaksi manusia dengan Tuhan, lingkungan, dan sesama.

Hal ini juga terkait dengan tiga fase kehidupan yang dijalani manusia yaitu proses kehamilan, kelahiran, tumbuh kembang, perkawinan, dan kematian.

Baca juga: Mengenal Tata Cara Pernikahan Adat Jawa, Salah Satunya Upacara Panggih

Dilansir dari laman kratonjogja.id, berikut adalah daftar upacara adat Jawa dan maknanya.

Baca juga: Mengenal Paes Ageng, Riasan Pengantin Khas Putri Keraton Yogyakarta

1. Upacara Adat Jawa pada Fase Kehamilan

Upacara adat Jawa pada fase kehamilan dimulai dengan tradisi Ngabor-abori sebagai sebuah peringatan atau selamatan bulan pertama yang biasanya dilakukan dengan wujud membuat jenang sungsum.

Kemudian pada bulan berikutnya dapat diselenggarakan tradisi Ngloroni (dua bulanan), Neloni (tiga bulanan), Ngapati (empat bulanan), Nglimani (lima bulanan), Mitoni (tujuh bulanan), Ngwoloni (delapan bulanan), dan Nyangani (sembilan bulanan).

Upacara Adat Jawa pada Fase Kelahiran

Setelah melahirkan dilakukan juga beberapa upacara adat Jawa seperti tradisi Mendhem ari-ari atau proses perawatan dan penguburan ari-ari bayi.

Selain itu ada juga Brokohan, yaitu selamatan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur sekaligus pemberitahuan kepada sanak keluarga dan para tetangga bahwa bayi telah lahir dan selamat.

Kemudian berturut-turut akan diadakan tradisi Sepasaran atau upacara untuk memperingati bahwa bayi yang lahir telah berusia 5 hari (sepasar), Puputan atau selamatan saat tali pusar bayi sudah putus (usia antara 10 hari sampai dua minggu), dan yang terakhir adalah Selapanan atau selamatan saat usia bayi 35 hari.

2. Upacara Adat Jawa pada Fase Tumbuh Kembang

Ketika anak tengah bertumbuh, ada juga upacara adat Jawa yang kerap dilakukan orang tua.

Salah satunya adalah Tedhak Siten, yaitu upacara selamatan pada saat anak pertama kali menginjakkan kakinya ke tanah (usia sekitar 7-9 bulan).

Untuk sang sang Ibu, ada tradisi Nyapih yaitu saat anak berhenti menyusui dan diganti dengan disapih.

Ada juga tradisi Neton atau selamatan yang diadakan bertepatan dengan hari dan pasaran anak tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com