Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Buka Suara soal Kemiskinan di DIY, Soroti Kelemahan Data BPS hingga Bandingkan dengan Jateng

Kompas.com - 25/01/2023, 15:28 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwon X buka suara terkait angka kemiskinan di DIY. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan bahwa angka kemiskinan di DIY paling tinggi di Pulau Jawa.

Sultan menyebut bahwa kemiskinan di DIY sebenarnya masih di bawah Jawa Tengah (Jateng). Hal ini jika dilihat dari perhitungan persentase dengan jumlah penduduk di masing-masing wilayah.

"Ya, Jogja 11 persen kalau penduduk 3,7 juta ya kira-kira 400 ribu. Tapi kalau Jawa Tengah 9 persen memang lebih rendah tapi dikali 36 juta kan beda. Kan berarti, kalau penduduk 30 juta aja kali 9 persen kan 2,7 juta. Jumlahe wong (jumlah orangnya) kan beda kan gitu," ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (25/1/2023).

Baca juga: DIY Jadi Provinsi Termiskin di Jawa, Ini Upaya Pemerintah DIY Atasi Kemiskinan

Menurut Sultan angka kemiskinan di DIY sebanyak 11 persen bukan menjadi masalah. Hanya saja membantu orang miskin di DIY tidak mudah.

Pasalnya, jika masyarakat miskin diberi bantuan berupa uang tunai untuk melebihi konsumsi per bulan. Tahun berikutnya disurvei maka tetap akan menjadi masyarakat miskin.

"Misalnya biaya konsumsi Jogja itu Rp 480.000. Mungkin lebih tinggi daripada Jawa Tengah yang dikonsumsi. Tapi kan tetap itu yang miskin. Nanti kita tambahi duit Rp 20.000 jadi Rp 500.000. Nanti tahun depan orang miskin di Jogja Rp 500.000 kan gitu," ujar dia.

Sambung Sultan, orang miskin tidak pernah habis karena asetnya tidak pernah dihitung oleh BPS.

"Karena asetnya tidak dihitung tapi harus bisa mengonsumsi dengan 2.500 kalori. Saya pun juga enggak ngitung kan gitu," ucap Sultan.

Kondisi ini menurut Ngarsa Dalem membuat terjadinya anomali di DIY. Sedangkan anomali ini tidak dipehitungkan oleh BPS.

Sultan mencontohkan jika pemerintah DIY memberikan bantuan uang tunai Rp 100.000 agar konsumsi masyarakat lebih tinggi dari Rp 480.000, maka belum tentu dibelanjakan.

"Ha nek (kalau) Rp 100 ewu (ribu) tidak dikonsumsi tapi nggo tuku (untuk beli) rokok misalnya atau barang lain atau disimpan tidak dikonsumsi ya pengeluarannya tetap kurang dari tambahan Rp 100 ribu. Ya kan," jelasnya.

Baca juga: Ribuan Warganya Miskin Ekstrem, Gunungkidul Gelontorkan Rp 85 Miliar untuk Entaskan Kemiskinan

Ditambah lagi, sambung Sultan, harga bahan makanan di Yogyakarta jika dibandingkan dengan daerah lain masih tergolong lebih murah. Murahnya harga bahan makanan ini juga berpengaruh pada jumlah pengeluaran per bulan masyarakat Yogyakarta.

"Kita ini kalau makan kan murah. Implikasinya ya kan suvei di pasar beringharjo untuk konsumsi masyarakat regane murah," ujar dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kemiskinan. DIY memiliki tingkat kemiskinan sebesar 11,49 persen, atau setara dengan jumlah penduduk miskin mencapai 463.630. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2022 sebesar 457.760 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Yogyakarta
Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Yogyakarta
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Yogyakarta
5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

Yogyakarta
Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Yogyakarta
Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Cucu Pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo Semarakkan Bursa Pilkada Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com