YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman yang rumahnya berada di dekat pengerjaan konstruksi jalan Tol Yogyakarta-Bawen mengeluh karena dinding rumah mereka retak. Selain itu, ada beberapa sumur warga menjadi keruh saat hujan turun.
Dukuh Pundong III Pekik Basuki mengatakan ada warga yang melaporkan bangunan rumahnya retak dampak dari pengerjaan pembangunan tol.
"Kemarin ada dua warga yang laporan ke saya. Tapi saat ada pengerjaan terus ditegur, mas jangan dilanjut dulu, itu juga berhenti. Mungkin kalau dilanjut bisa retak lagi," katanya saat dihubungi, Senin (16/01/2023).
Baca juga: Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo, 85 KK di Wilayah Klaten Ini Harus Merelakan Lahannya
Pekik menyampaikan saat pengerjaan konstruksi tol biasanya menimbulkan getaran. Sehingga getaran itulah yang menyebabkan rumah warga di Pundong III yang dekat dengan lokasi pembangunan mengalami retak.
"Saat dikerjakan biasanya ada getaran-getaran itu yang bisa menimbulkan retak rumah yang di dekatnya pembangunan itu. (Rumah yang terdampak) Deket, nggak ada 50 meter, hanya sampingnya pembangunan itu," tuturnya.
Pekik mengungkapkan rumah warga yang dinding rumahnya retak tidak hanya di Pundong III. Menurutnya, hal ini juga dialami warga di Jembangan, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Dari informasi yang diperolehnya, ada tujuh rumah di Jembangan yang retak.
"Kalau yang Jembangan juga ada dinding rumah yang retak yang kena getaran ngebor itu. Disana kan ada tiang pancang, terus kemudian ada getaran-getaran," ungkapnya.
Pekik menuturkan, di wilahnya Pundong III selain bangunan rumah retak, ada sumur warga yang keruh. Sumur warga yang keruh ini karena rembesan dari tanah urug tol saat hujan turun.
Padahal sebelum ada pembangunan Tol Yogya-Bawen, pada saat hujan, air sumur warga tetep jernih.
"Kemudian kalau pas hujan, itu kan ada tanah urug, itu juga mengganggu lingkungan karena kan airnya keruh banget sampai di halaman warga. Airnya itu mrembes, ditanah sehingga masuk di sumur," tegasnya.
Baca juga: Kronologi Bocah Tewas Tertabrak Saat Adang Truk di Exit Tol Gunung Putri Bogor, Diduga demi Konten
Pekik mengaku memang belum melaporkan dampak yang dialami warga terkait pembangunan tol ke pihak terkait. Warga hanya melaporkan kepada para pekerja pengerjaan tol.
"Belum (lapor). Itu hanya dilaporkan ke pekerja di situ, kalau ada getaran dan retakan, baru disetop. Pokoknya jangan dilanjut dulu," bebernya.
Saat ini sepengetahuan Pekik, di wilayahnya sedang pengerjaan box underpass. Sedangkan yang di Jembangan masih pengerjaan tiang pancang.
"Yang dikerjakan jalan trowongan box underpass. Yang dijembangan masih ngebur tiang pancang, masih berjalan," ucapnya.
Menurut Pekik, para dukuh pernah dimintai data warga-warga yang berada disekitar pembangunan tol. Dirinya juga telah menyerahkan data tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.