YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rumah dengan pagar berwarna biru di Jalan Tukangan, Tegalpanggung, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta nampak sibuk tak seperti hari-hari biasa.
Menjelang Tahun baru Imlek, pemilik rumah Sulistyowati (77) membuat kue keranjang sejak dua Minggu sebelum perayaan, tepatnya sejak 5 Januari 2023 produksi kue keranjang dimulai.
Dibantu 6 pekerja, setiap hari Sulistyowati dan adiknya membuat kue keranjang. Dalam satu hari, ratusan kilo gula dan tepung ketan mereka olah menjadi kue keranjang. Sulistyowati hanya membuat kue keranjang saat mendekati Tahun Baru Imlek.
Baca juga: BERITA FOTO: Meriahnya Lampion Imlek Tahun 2023 di Pasar Gede, Kota Solo
Di ruang depan dan tengah, para pekerja saat siang hari mulai memindah kue keranjang dari loyang-loyang ke nampan yang terbuat dari anyaman bambu. Setelah dipindah ke nampan kue-kue keranjang didinginkan pada rak bertingkat.
Masuk ke area dapur sebanyak 7 kompor minyak sudah mulai memasak kue keranjang.
Dibutuhkan kesabaran ekstra dalam memasak kue keranjang, karena dibutuhkan waktu yang lama saat memasak kue keranjang. Menurut Sulistyowati butuh waktu 3 hari untuk memasak kue keranjang.
Kompor minyak tanah dipilih karena memiliki suhu yang lebih stabil jika dibanding dengan kompor gas. Menurutnya, dalam memasak kue keranjang kestabilan suhu adalah wajib.
Kue Keranjang Lampion nama dagangnya, sudah dirintis orangtua Sulistyowati medio 1960. Sulistyowati kecil sudah membantu membuat kue keranjang, bertahannya kue keranjang buatannya karena ia masih menggunakan resep dari orangtua.
Kue keranjang buatannya saat menjelang Tahun Baru Imlek menjadi buruan warga keturunan Tionghoa di Yogyakarta dan sekitarnya seperti Jawa Tengah. Bahkan dia juga mendapatkan pesanan dari luar pulau Jawa, tepatnya mendapatkan pesanan dari Lampung.
Baca juga: Makna Filosofis Kue Keranjang hingga Barongsai Saat Imlek
Ia mengibaratkan kue keranjang seperti ketupat, karena saat Idul Fitri masyarakat Muslim berbondong-bondong membuat ketupat untuk disajikan saat sanak saudara berkumpul bersama.
Hal ini sama dengan kue keranjang, tetapi ada perbedaan sedikit. Selain untuk dibagikan kepada sanak saudara, kue keranjang juga digunakan untuk uba rampe upacara sembahyang bagi masyatakat Tionghoa.
"Seperti ketupat kalau di Indonesia, dibagikan kepada saudara-saudara dan orang terdekat. Juga untuk sembahyangan ke leluhur lah," ucap dia, Sabtu (14/1/2023).
Tahun ini merupakan tahun kebangkitan baginya, karena pesanan sudah mulai membludak seperti sebelum pandemi. Saat penyebaran Covid-19 merajalela, ia harus menutup usahanya satu tahun.
Alasan kesehatan menjadi nomor satu kala itu, ia yang sudah berusia lanjut tak mau ambl resiko terpapar Covid. Selain itu dia juga harus menjaga kesehatan pegawainya.
Tahun ini keran pesanan kue keranjang miliknya kembali mengucur, walaupun belum menyentuh pesanan saat masa normal sebelum pandemi. "Tahun ini berkurang. Saat awal Covid itu enggak bikin saya, satu tahun," katanya.
Baca juga: 10 Resep Olahan Kue Keranjang, Bukan Cuma Goreng Tepung
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.