"Yang terbaru di UNY, penurunan UKT yang tahun ini diberikan kepada mahasiswa yang orangtuanya meninggal. Akhirnya banyak yang bernasib seperti almarhum, kemudian turunnya enggak signifikan," tandasnya.
Poin penting yang ingin disampaikan Ganta adalah UNY mempunyai masalah dalam penetapan UKT bagi mahasiswanya.
RNF, lanjut Ganta, adalah korban dari kejamnya institusi dan sistem pendidikan di negeri ini.
Thread yang ditulis oleh Ganta di akun Twitter-nya ini juga ditujukan untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim. Sebab, Nadiem Makarim pemegang tongkat tertinggi pendidikan di negeri ini.
Menurut Ganta, persoalan UKT ini sudah ada sejak lama. Bahkan, sejak sistem UKT muncul, sudah ada gelombang penolakan di mana-mana.
"Hampir semua melakukan demonstrasi ke tingkat kampusnya dan akhirnya mental semua. Jadi solusi yang harus ditempuh ya pada tingkat yang lebih tinggi, bukan level rektorat. Pemegang kebijakan tertingginya di Nadiem Makarim," tegasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumaryanto mengatakan, di berbagai tempat, dia sudah menyampaikan kepada dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang kesulitan, terutama masalah keuangan, bisa kirim surat ke rektor.
Namun, harus jujur dengan kondisi keuangan keluarganya.
"Kalau tidak bisa membayar kirim surat ke rektor, insya Allah mesti saya bantu itu komitmennya. Jadi, kami tidak ingin keluarga besar kami tidak selesai studi hanya masalah uang, maka ajukan surat ke rektor. Kalau bukan UNY yang membantu, Sumaryanto secara pribadi," tuturnya.
Sumaryanto menuturkan, ada mekanisme untuk pengajuan penurunan nominal UKT di UNY. Mahasiswa yang bersangkutan, diketahui oleh orangtua, lalu mengajukan ke rektor.
"Diketahui orangtua, juga pimpinan mengajukan ke rektor, bisa penundaan, bisa penurunan, bisa pembebasan. Pasti surat itu saya disposisi mohon untuk dipelajari, nanti jajaran biasanya Pak WR II," bebernya.
Misalkan ada mahasiswa yang masih keberatan maka bisa didiskusikan. Bahkan, Sumaryanto menyatakan akan menemui mahasiswa tersebut untuk berdiskusi.
"Silakan komplain kepada rektor, 'Pak, kami itu enggak kuat kalau diturunkan sekian'. Itu pasti saya temui, kuatnya berapa tho, Mas? Soalnya kenapa tho, Mas? Kenapa tho, Mbak?" tuturnya.
Sumaryanto mengaku sedih jika ada mahasiswa yang tidak bisa membayar dan bahkan sampai depresi.
Sumaryanto pun mengatakan segera menindaklanjuti informasi yang diunggah di media sosial berkaitan dengan UKT.
"Kalau kesulitan, saya angkat anak asuh itu. Kalau kesulitan kos, bisa di rumah saya. Saya minta datanya yang itu tadi (RNF), akan saya follow up, akan saya cari datanya. Sedih saya mendapat kabar seperti itu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.