Ganta menceritakan, RNF selalu berhati-hati untuk menggunakan uang. Salah satu temannya pernah memberinya abon. Dia sangat senang. Selama di kos dia terlihat hanya makan nasi dengan abon yang diberi temannya tadi.
Bahkan, pasta gigi, sampo, dan mi instan didapatkan dari pemberian temannya.
Salah satu hal yang membuat RNF berusaha kuat ialah ambisinya untuk menjadi sarjana agar dirinya dapat membantu orangtua dan masa depan adik-adiknya.
RNF pernah mengungkapkan ingin bekerja jika akhirnya tidak bisa melanjutkan kuliah. Ia ingin bekerja agar dapat menguliahkan adik-adiknya dan mewujudkan mimpi adik-adiknya.
Hal itu disampaikan masa pembayaran UKT mendekati deadline.
Ganta pun berusaha menghubungkan RNF dengan salah satu petinggi kampus.
Saat itu, pihak kampus meminta beberapa dokumen penting untuk membantu penurunan UKT RNF secara langsung.
RNF juga sudah mengisi link pengajuan penurunan UKT yang disediakan kampus. Ironinya, nominal UKT hanya turun lebih kurang Rp 600.000.
Di detik-detik akhir, teman-teman, dosen pembimbing akademik, dan kepala jurusan membantu patungan. Termasuk Ganta pun turut membantu untuk patungan. RNF menyebut itu sebagai "keajaiban".
Meski demikian, nominal tersebut masih belum cukup dan orangtua RNF masih harus mencari tambahan kekuaranganya. Saat itu kondisi pandemi sedang mengamuk.
Akhirnya RNF mencoba untuk meminjam uang. Di babak akhir, RNF bisa mengisi KRS dan bisa melanjutkan perkuliahan semester itu.
Namun, pada semester 3, RNF tidak bisa melanjutkan studinya karena tidak mampu membayar UKT. Ganta mendapatkan dua informasi tentang RNF. Ada yang mengatakan bahwa RNF menyerah dan ada juga yang menyampaikan cuti.
Namun, Ganta lebih percaya bahwa RNF mengambil cuti kuliah. Sebab, di mata Ganta, RNF merupakan orang yang gigih, di mana orang gigih tidak akan menyerah.
Pada tanggal 9 Maret 2022, RNF mengembuskan napas terakhirnya. RNF meninggal bersama mimpi-mimpinya untuk menjadi sarjana demi membantu orang tua dan adik-adiknya.
Selama ini Ganta baru mengetahui bahwa RNF mengidap hipertensi yang buruk. Ancaman putus kuliah semakin memperburuk keadaannya. Setelah beberapa waktu tidak kuliah, tiba-tiba muncul kabar RNF sedang kritis di RS. Pembuluh darah di otaknya pecah.
Ganta menuturkan, RNF bukanlah satu-satunya kasus soal UKT.
Ada banyak kasus di mana nominal UKT mahasiswa UNY melampaui kapasitas kemampuan ekonomi keluarga.
Terbukti, dari hasil temuan @unybergerak, di mana dari 1.000-an mahasiswa yang mengisi angket, sekitar 97 persen keberatan dengan nominal UKT-nya.