Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Pembunuhan Sekeluarga di Magelang dengan Racun, Pelakunya Anak Bungsu yang Sakit Hati

Kompas.com - 21/12/2022, 16:14 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Di penghujung tahun 2022, publik digemparkan dengan peristiwa pembunuhan berencana satu keluarga kandung yang terjadi di Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Sekeluarga itu terdiri dari ayah dan ibu bernama Abas Ashar (58) dan Heri Riyani (54), serta kakak perempuan bernama Dea Khairunisa (25).

Mirisnya, pelaku pembunuhan adalah anak bungsu keluarga itu, DDS (22).  

Baca juga: Reka Ulang, DDS Peragakan 17 Adegan Pembunuhan Keluarganya di Magelang

Kasus ini terungkap bermula pada 28 November 2022 sekitar pukul 07.30 WIB.

Pagi itu, anggota Polsek Mertoyudan menerima laporan warga bahwa ada tiga orang tak sadarkan diri di dalam rumahnya, tepatnya di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.  

Kerabat dan warga membawa ketiga korban ke rumah sakit namun tidak tertolong. Mereka dinyatakan meninggal dunia.

Saat itu juga polisi mengamankan DDS dan melakukan olah tempat kejadian perkaran (TKP).

Hasil pengakuan tersangka serta dikuatkan oleh hasil otopsi dan pemeriksaan Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah diketahui bahwa seluruh korban tewas akibat racun berupa zat sianida. 

 

Pembunuhan berencana

Kepala Satuan Reskrim (Kasatreskrim) Polresta Magelang, Plt AKP Setyo Hermawan mengungkapkan, hasil penyidikan intensif terhadap tersangka diketahui bahwa dia sudah memiliki niat membunuh keluarganya sejak 15 November 2022 sekitar pukul 21.00 WIB. 

Beberapa hari kemudian muncul ide membunuh menggunakan racun. Tersangka mencari tahu bahan kimia berbahaya yang bisa digunakan untuk membunuh melalui internet. 

"Pada 17 November 2022 tersangka menemukan bahan kimia di google dan langsung memesan lewat marketplace. Nama bahan kimia itu arsenik. Dua hari kemudian barang tiba dan langsung disimpan," jelas Setyo.

Baca juga: Diduga Depresi, Pelaku Perusakan Tempat Ibadah di Magelang Diperiksa Kejiwaannya

Pada 23 November 2022 tersangka mulai beraksi dengan mencampurkan arsenik ke dalam minuman es dawet yang dia beli. Minuman itu kemudian diminum oleh orangtua dan kakak tersangka.

Lanjut Setyo, arsenik yang dicampur ke es dawet itu menimbulkan efek mual, muntah, diare dan sebagainya pada tubuh korban.

Para korban sempat dirawat oleh beberapa dokter dan minum obat setelah itu.

Percobaan pembunuhan pertama gagal, lanjut Setyo, tersangka browsing internet lagi untuk mencari zat kimia hingga menemukan bahan kimia kalium cn (sianida).

Referensi ini diperoleh tersangka dari kasus serupa beberapa waktu sebelumnya, yakni kasus aktivis Munir yang tewas diracun arsenik, kopi sianida Mirna, dan sate sianida Bantul.

Baca juga: Reka Ulang Tunggu Kejaksaan, Polisi Sebut Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Sangat Terencana

Pada 28 November 2022, tersangka mencampur sianida ke dalam teh dan kopi yang sudah disediakan ibunya pada pagi hari. Zat dicampur ke minuman sekitar 1,5 sendok teh per gelas.

"Tersangka menyiapkan lalu mencampur zat itu (ke dalam teh dan kopi) secara terencana. Tersangka memastikan bahwa setelah minuman itu dibuat (oleh ibunya), situasi aman, beberapa dia bolak-balik. Saat memungkinan dia mencampur zat itu," tandas Setyo. 

Setelah itu dia memastikan teh dan kopi yang sudah dicampur sianida itu diminum oleh kedua orangtua dan kakaknya sampai habis. Tersangka juga berada di sekitar korban saat meminum minuman tersebut. 

Usai minum, orangtua dan kakaknya kembali beraktivitas. Sementara tersangka langsung mencuci gelas yang dipakai korban di tempat cuci piring.

Efek sianida pada tubuh korban sekitar 15-30 menit setelah meminum. 

Kesempatan itu digunakan tersangka untuk membersihkan TKP lainnya, yakni di dapur, gelas dicuci, sambil menunggu reaksi korban.

Setelah bereaksi, tersangka bahkan sempat menghampiri korban pura-pura ingin menolong ala kadarnya. 

"Tersangka bantu ngelap (membersihkan) muntahan dan sebagainya. Dirasa aman, tersangka menelepon saudara, ART, untuk menguatkan alibinya agar datang, bahwa orangtuanya mual-mual dan tidak sadarkan diri," ungkapnya.

Polisi yang datang ke TKP untuk penyelidikan mendapati DDS dalam kondisi tenang, bahkan ketika diminta keterangan oleh petugas Polsek Mertoyudan. Polisi merasa janggal dengan kasus ini sehingga menyisir seluruh sisi rumah. 

"Kami merasa di situ ada yang aneh, kami cek mendetail, teliti, dan kita temukan fakta-fakta antara lain gelar dan sendok teh di tempat cuci piring," ujar Satyo.

"Sementara tersangka tenang, tidak ada reaksi layaknya sedang kehilangan keluarga dekatnya, kami sudah curiga apalagi di awal dia sendiri yang menolak jenazah korban diotopsi," lanjut Setyo. 

 

Motif sakit hati

Sementara itu, tersangka DDS mengaku menyimpan dendam sakit hati sehingga nekat membunuh tiga keluarga kandungnya sekaligus. DDS merasa dianaktirikan oleh orangtuanya sejak awal dirinya masuk SMA. 

"Karena sakit hati yang lama terpendam, sejak awal SMA, saya seperti dianaktirikan dalam keluarga," ungkap DDS di hadapan polisi dan awak media di Mapolresta Magelang, Jawa Tengah, 6 Desember 2022.

Baca juga: Motif Lain Anak di Magelang Bunuh Keluarganya dengan Sianida, Kesal Ditagih Uang Investasi Rp 400 Juta

Puncaknya ketika pada suatu hari ayah dan ibunya menanyakan DDS terkait hasil investasi yang selama ini dikerjakan.

Sejak 2021, DDS meminta uang ayah dan ibunya hingga Rp 400 juta untuk berinvestasi.  

"Uangnya dari orangtua, (mengaku) buat investasi Rp 400 juta. Tapi hanya sedikit yang dipakai investasi, sebagian lagi buat yang lain," aku DDS yang ternyata pengangguran itu. 

 

Kooperatif

Plt Kapolresta Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan tersangka kooperatif selama menjalani penyidikan di Mapolresta Magelang. DDS disebut punya kejiwaan yang stabil karena mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar dihadapan penyidik. 

"Saat kami wawancara, interogasi dan pemeriksaan, yang bersangkutan lancar dalam hal memberikan jawaban, menerangkan kronologis secara detail sehingga dengan gambaran seperti itu mengambarkan yang bersangkutan memiliki ketahanan jiwa yang bagus," ucap Sajarod. 

Sajarod menegaskan, tersangka akan dijerat dengan pasal 340 KUHP atau pasal 338 KHUP tentang pembuhan berencana dengan hukuman penjara seumur hidup atau mati.

 

Rekonstruksi 

Sekitar 3 pekan setelah peristiwa itu, tersangka DDS menjalani rekonstruksi atau reka ulang peristiwa pembunuhan berencana TKP pada 19 Desember 2022.

Sebanyak 17 adegan yang diperagakan oleh DDS, mulai dari perencanaan sampai eksekusi.

Termasuk ketika DDS melakukan percobaan pembunuhan menggunakan racun arsenik terhadap kedua orangtua dan kakaknya.  

Rekonstruksi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait peristiwa rangkaian pembunuhan yang dilakukan DDS.

Penyidik menyebut tidak ada perbedaan yang signifikan antara adegan rekonstruksi dengan aksi DDS pada saat kejadian. 

 Hal itu juga sesuai dengan keterangan yang disampaikan DDS kepada penyidik.

Rekonstruksi juga dihadiri oleh petugas Kejaksaan Negeri Kabupaten Magelang, asisten rumah tangga (ART), anak ART keluarga korban, dan warga yang membantu mengangkat tubuh korban. 

Setelah rekonstruksi, proses selanjutnya adalah melengkapi berkas yang akan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri. Polresta Magelang menargetkan awal tahun 2023 berkas sudah lengkap (P21). 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sri Sultan Gelar Open House, Masyarakat Antre Sejak Pagi

Sri Sultan Gelar Open House, Masyarakat Antre Sejak Pagi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Yogyakarta
Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Yogyakarta
Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Yogyakarta
Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Yogyakarta
Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Yogyakarta
Wisatawan Terseret 'Rip Current' di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Wisatawan Terseret "Rip Current" di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Yogyakarta
Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Yogyakarta
Polisi Masih Mencari Identitas Jasad Pria yang Ditemukan di Sungai Opak Bantul

Polisi Masih Mencari Identitas Jasad Pria yang Ditemukan di Sungai Opak Bantul

Yogyakarta
KAI Daop 6 Yogyakarta Prediksi Arus Balik Menggunakan Kereta hingga 21 April 2024

KAI Daop 6 Yogyakarta Prediksi Arus Balik Menggunakan Kereta hingga 21 April 2024

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Jelang Puncak Arus Balik, Bandara YIA Mulai Dipadati Penumpang

Jelang Puncak Arus Balik, Bandara YIA Mulai Dipadati Penumpang

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com