Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Pembunuhan Sekeluarga di Magelang dengan Racun, Pelakunya Anak Bungsu yang Sakit Hati

Kompas.com - 21/12/2022, 16:14 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

Referensi ini diperoleh tersangka dari kasus serupa beberapa waktu sebelumnya, yakni kasus aktivis Munir yang tewas diracun arsenik, kopi sianida Mirna, dan sate sianida Bantul.

Baca juga: Reka Ulang Tunggu Kejaksaan, Polisi Sebut Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Sangat Terencana

Pada 28 November 2022, tersangka mencampur sianida ke dalam teh dan kopi yang sudah disediakan ibunya pada pagi hari. Zat dicampur ke minuman sekitar 1,5 sendok teh per gelas.

"Tersangka menyiapkan lalu mencampur zat itu (ke dalam teh dan kopi) secara terencana. Tersangka memastikan bahwa setelah minuman itu dibuat (oleh ibunya), situasi aman, beberapa dia bolak-balik. Saat memungkinan dia mencampur zat itu," tandas Setyo. 

Setelah itu dia memastikan teh dan kopi yang sudah dicampur sianida itu diminum oleh kedua orangtua dan kakaknya sampai habis. Tersangka juga berada di sekitar korban saat meminum minuman tersebut. 

Usai minum, orangtua dan kakaknya kembali beraktivitas. Sementara tersangka langsung mencuci gelas yang dipakai korban di tempat cuci piring.

Efek sianida pada tubuh korban sekitar 15-30 menit setelah meminum. 

Kesempatan itu digunakan tersangka untuk membersihkan TKP lainnya, yakni di dapur, gelas dicuci, sambil menunggu reaksi korban.

Setelah bereaksi, tersangka bahkan sempat menghampiri korban pura-pura ingin menolong ala kadarnya. 

"Tersangka bantu ngelap (membersihkan) muntahan dan sebagainya. Dirasa aman, tersangka menelepon saudara, ART, untuk menguatkan alibinya agar datang, bahwa orangtuanya mual-mual dan tidak sadarkan diri," ungkapnya.

Polisi yang datang ke TKP untuk penyelidikan mendapati DDS dalam kondisi tenang, bahkan ketika diminta keterangan oleh petugas Polsek Mertoyudan. Polisi merasa janggal dengan kasus ini sehingga menyisir seluruh sisi rumah. 

"Kami merasa di situ ada yang aneh, kami cek mendetail, teliti, dan kita temukan fakta-fakta antara lain gelar dan sendok teh di tempat cuci piring," ujar Satyo.

"Sementara tersangka tenang, tidak ada reaksi layaknya sedang kehilangan keluarga dekatnya, kami sudah curiga apalagi di awal dia sendiri yang menolak jenazah korban diotopsi," lanjut Setyo. 

 

Motif sakit hati

Sementara itu, tersangka DDS mengaku menyimpan dendam sakit hati sehingga nekat membunuh tiga keluarga kandungnya sekaligus. DDS merasa dianaktirikan oleh orangtuanya sejak awal dirinya masuk SMA. 

"Karena sakit hati yang lama terpendam, sejak awal SMA, saya seperti dianaktirikan dalam keluarga," ungkap DDS di hadapan polisi dan awak media di Mapolresta Magelang, Jawa Tengah, 6 Desember 2022.

Baca juga: Motif Lain Anak di Magelang Bunuh Keluarganya dengan Sianida, Kesal Ditagih Uang Investasi Rp 400 Juta

Puncaknya ketika pada suatu hari ayah dan ibunya menanyakan DDS terkait hasil investasi yang selama ini dikerjakan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com